Protes AI, Paul McCartney akan Merilis Lagu Tanpa Suara

2 hours ago 2

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Musisi legendaris Paul McCartney akan merilis sebuah lagu tanpa suara sebagai bagian dari album senyap untuk memprotes rencana perubahan undang-undang hak cipta di Inggris. Aturan baru itu disebut dapat memberi pengecualian bagi perusahaan teknologi untuk menggunakan karya kreatif tanpa izin.

Proyek album berjudul Is This What We Want? ini juga melibatkan komposer Hans Zimmer dan penyanyi Kate Bush, yang turut menyoroti ancaman yang mereka nilai ditimbulkan kecerdasan buatan (AI) terhadap industri kreatif.

Para penggagas mengungkapkan bahwa kontribusi McCartney berjudul Bonus Track merupakan rekaman studio kosong berdurasi 2 menit 45 detik, hanya berisi bunyi klik. “Lagu itu dimaksudkan untuk menarik perhatian pada dampak merusak terhadap mata pencaharian seniman yang dapat muncul jika pemerintah benar-benar mengubah aturan hak cipta,” kata mereka seperti dilansir dari Japan Today, Ahad (23/11/2025).

Lebih dari 1.000 seniman, termasuk Annie Lennox, Damon Albarn, dan Jamiroquai, telah berkolaborasi dalam album senyap yang pertama kali dirilis pada Februari. Mereka menegaskan bahwa perubahan hukum yang diajukan pemerintah akan mempermudah pelatihan model AI menggunakan karya berhak cipta tanpa lisensi.

Menurut para seniman, proposal tersebut dapat mengubah prinsip dasar hukum hak cipta dan memberi keleluasaan bagi perusahaan AI untuk memakai karya para kreator tanpa izin maupun kompensasi. Aturan baru itu juga disebut akan mengharuskan para artis menolak penggunaan karya mereka, padahal biasanya hukum hak cipta otomatis melindungi karya tersebut.

Album ini hanya dicetak sebanyak 1.000 keping vinyl. Sementara itu, pada Mei lalu sekitar 400 penulis dan musisi menandatangani sebuah surat yang diterbitkan di The Times untuk menentang rencana aturan tersebut.

Mereka menyebut rencana perubahan undang-undang itu sebagai langkah yang terlalu menguntungkan Silicon Valley. Para penandatangan mencakup nama-nama besar seperti Elton John, Kate Bush, Paul McCartney, Ed Sheeran, Dua Lipa, dan Sting, serta para penulis ternama seperti Kazuo Ishiguro, Michael Morpurgo, dan Helen Fielding.

Perdana Menteri Keir Starmer sebelumnya menyatakan bahwa pemerintah perlu menemukan keseimbangan antara hak cipta dan teknologi AI, seraya mengakui bahwa teknologi tersebut merupakan peluang besar.

Sebuah studi yang dirilis UK Music pekan lalu menunjukkan bahwa dua dari tiga artis dan produser khawatir AI mengancam karier mereka. Lebih dari 90 persen responden menuntut perlindungan atas citra dan suara mereka serta meminta perusahaan AI membayar penggunaan karya kreatif yang mereka pakai.

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |