Riset Terbaru: Bukan Jenazah Yesus Kristus yang dibungkus Kain Kafan Turin

1 week ago 10

Minggu, 03 November 2024 - 10:35 WIB

loading...

 Bukan...

Kain Kafan Turin. FOTO/ WION NEWS

MILAN - Seorang ahli grafis menciptakan simulasi virtual kain kafan dan meletakkannya di atas gambar tubuh agar sesuai dengan kesan yang ada pada kain.

Baca Juga

Ilmuwan Rekonstruksi Wajah Yesus dari Kain Kafan Turin dengan AI

Dalam sebuah studi baru yang mengejutkan, para peneliti telah menemukan bahwa kain linen berusia berabad-abad "Kain Kafan Turin" mungkin tidak digunakan untuk membungkus jenazah Yesus Kristus setelah penyaliban.

“Saya pikir kemungkinan terjadinya hal ini sangat kecil,” kata Cicero Moraes, pakar grafis asal Brasil.

Moraes menciptakan simulasi virtual kain kafan dan menempelkannya di atas gambar tubuh untuk memeriksa apakah kesan yang ada pada kain sudah cocok.

Kain kafan tersebut diyakini berasal dari pertengahan abad ke-14, karena itu sebagian orang menganggap kain tersebut palsu pada abad pertengahan.

"Di satu sisi ada yang menganggapnya sebagai kain kafan asli Yesus Kristus, di sisi lain, ada yang menganggapnya palsu. Namun saya cenderung ke pendekatan lain: bahwa itu sebenarnya adalah sebuah karya seni Kristen, yang berhasil menyampaikan pesan yang dimaksudkan dengan sangat sukses," kata Moraes.

Setelah dipasang, kain tersebut memperlihatkan “gambar yang terdistorsi dan jauh lebih kuat” daripada gambar yang ada pada kain kafan karena perubahan dari 3D ke 2D.

“Saat Anda membungkus objek 3D dengan kain, dan objek tersebut meninggalkan pola seperti noda darah, noda ini menghasilkan struktur yang lebih kuat dan lebih cacat dibandingkan sumbernya,” tulis Moraes.

"Jadi, secara garis besar, apa yang kita lihat sebagai hasil dari noda-noda hasil cetak dari tubuh manusia akan menjadi versi yang lebih bengkak dan terdistorsi, bukan gambar yang tampak seperti fotokopi. Namun, relief dasar tidak akan menyebabkan gambar berubah bentuk, sehingga menghasilkan sosok yang menyerupai fotokopi tubuh," imbuhnya.

Moraes mengatakan bahwa noda cetakan dari tubuh manusia cenderung lebih membengkak dan menambahkan bahwa kesan yang diciptakan oleh tubuh 3D pada kain kafan harus memiliki perbedaan yang mencolok.

Follow WhatsApp Channel SINDOnews untuk Berita Terbaru Setiap Hari

Follow

Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!

Baca Berita Terkait Lainnya

Kota Kuno Berusia 4.000...

2 jam yang lalu

Kondisi Bumi saat Kiamat...

4 jam yang lalu

AS Deteksi Teknologi...

6 jam yang lalu

Kecanggihan Pesawat...

7 jam yang lalu

Gunung Lewotobi Laki-Laki...

9 jam yang lalu

Banjir Dahsyat di Valencia,...

10 jam yang lalu

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |