REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seorang wisatawan asal Brasil, Juliana Marins (27), ditemukan tak bernyawa pada Selasa (24/6/2025) setelah terjatuh ke dalam jurang saat mendaki Gunung Rinjani di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Proses pencarian berlangsung selama empat hari dan terkendala oleh cuaca buruk serta medan yang ekstrem.
Siapa Juliana Marins?
Menurut keterangan dari Badan SAR Nasional, Juliana Marins memiliki nama lengkap Juliana Dias de Souza Pinto. la merupakan seorang penari dan publisis muda asal Niteroi, Brasil, kota yang terletak di seberang Teluk Rio de Janeiro. la tengah melakukan perjalanan backpacking keliling Asia sejak Februari 2025, mengunjungi Filipina, Vietnam, Thailand, dan terakhir Indonesia.
Melalui akun media sosialnya, @ajulianamarins, ia aktif membagikan momen-momen perjalanannya, menampilkan kecintaannya pada petualangan dan tari. Dalam unggahan terakhirnya di Instagram pada 11 Juni, ia menulis keterangan "Never try never fly" sembari membagikan foto-foto perjalanannya di Indonesia.
Kronologi kejadian
Menurut keterangan Basarnas, korban terjatuh pada Sabtu pagi, 21 Juni 2025, sekitar pukul 04.00 WITA. Namun laporan mengenai insiden ini baru diterima Basarnas sekitar pukul 09.40 WITA. Hal ini disebabkan oleh jarak dan medan yang ekstrem antara lokasi kejadian dan pos pendakian terdekat, yang memerlukan waktu tempuh hingga delapan jam berjalan kaki. Begitu menerima informasi, tim SAR dari Kantor SAR Mataram langsung diberangkatkan ke lokasi kejadian.
Marins mendaki Gunung Rinjani bersama lima wisatawan asing lainnya dan seorang pemandu lokal. Saat menyusuri jalur sempit di tepian kawah gunung berapif aktif setinggi 3.726 meter tersebut, korban diduga terpeleset dan jatuh dari tebing yang mengarah ke Danau Segara Anak.
Estimasi awal, ia jatuh pada kedalaman antara 150 hingga 200 meter. Namun, kondisi tanah yang tidak stabil menyebabkan tubuhnya terus meluncur hingga mencapai kedalaman 600 meter pada hari ia dievakuasi.
Setelah jatuh, Marins juga dilaporkan masih menunjukkan tanda-tanda kehidupan. Video drone termal dan rekaman ponsel menunjukkan ia masih duduk dalam kondisi sadar di tanah vulkanik, dan sempat memanggil minta tolong. Namun, kabut tebal, pasir vulkanik yang labil, dan keterbatasan peralatan membuat tim penyelamat kesulitan mencapai lokasinya.
Ditemukan tak bernyawa
Setelah empat hari pencarian intensif, tim SAR akhirnya berhasil mencapai lokasi korban pada Selasa. Kepala Kantor SAR Mataram, Muhammad Hariyadi, menyatakan bahwa korban ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa di kedalaman sekitar 600 meter.
"Salah satu penyelamat berhasil mencapai korban di kedalaman 600 meter. Setelah diperiksa, tidak ditemukan tanda-tanda kehidupan. Tiga penyelamat mendekat dan memastikan bahwa korban telah meninggal dunia," kata dia dalam video resmi yang diunggah di Instagram Basarnas, dikutip pada Kamis (26/6/2025).
Jenazah Marins kemudian dievakuasi secara manual ke Pos Sembalun dan dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda NTB. Pemerintah Indonesia juga memutuskan untuk menutup seluruh jalur pendakian Gunung Rinjani sementara waktu untuk menghormati korban dan mendukung kelancaran proses evakuasi.
Ucapan duka
Kabar hilangnya Juliana Marins mendapat sorotan luas di Brasil dan internasional. Di akun Instagram mendiang, banyak warganet yang menyampaikan ucapan duka dan mendoakan agar mendiang bisa beristirahat dalam damai.
"Ju, aku akan selalu menyayangimu. Rest in peace di tempat terindah untuk orang yang sangat baik sepertimu," kata seorang warganet dengan akun @maria**.
"Belasungkawa terdalam untuk Juliana. Saya memiliki banyak teman di Brasil, dan mereka selalu hangat dan baik kepada saya. Rest in peace Juliana," kata warganet dengan akun @odiva**. Dalam sebuah cicitan di X, Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva juga menyampaikan belasungkawa terdalam dan memastikan dukungan penuh pemerintah Brasil kepada keluarga korban.
Gumanti Awaliyah