REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Taufik Hidayat menilai, masyarakat Indonesia hanya membutuhkan gelar juara, bukan ranking dunia para pebulu tangkis idolanya. Hal ini diungkapkan Wakil Ketua I PP PBSI itu menyoroti suramnya prestasi bulu tangkis Indonesia sepanjang paruh pertama 2025.
Indonesia baru mengoleksi dua gelar juara sepanjang tahun ini. Itu pun hanya dari Level Super 300 melalui ganda putri Siti Fadia Silva Ramadhanti/Lanny Tria Mayasari di ajang Thailand Masters dan ganda campuran Jafar Hidayatullah Felisha Alberta Pasaribu juara China Taipei Open.
Taufik menyatakan, yang dibutuhkan masyarakat gelar juara, bukan ranking dunia. "Saya tegaskan, ranking itu kalau kita hasilnya bagus setiap pertandingan, pasti akan ngikutin gitu lho. Jadi ada satu yang memang kita, apa ya, kita ubahlah pola mindset-nya si atletnya juga," kata legenda bulu tangkis Indonesia ini kepada aka media dalam sebuah acara beberapa waktu lalu.
Sosok yang juga menjabat sebagai Wakil Menteri Pemuda dan Olahraga ini menilai, masyarakat tak mempedulikan ranking pebulu tangkis Indonesia. Menurut dia, mau ranking berapa pun, tidak akan berpengaruh bagi badminton lovers.
"Nah, saya harap juga pelatih tahu, pemainnya juga paham," kata Taufik menegaskan.
Taufik menambahkan, buat atlet, prestasi itu hal utama. Setelah berhasil juara, hal-hal lain mulai mengikuti. Sponsor dan hadiah pun akan berdatangan mengikuti prestasi pemainnya.
Ia mengingatkan, kalau atlet tak punya prestasi, tak ada yang mau menjadi sponsor. Untuk itu, ia meminta para atlet mengubah pola pikir mereka.
Bagi Taufik, sayang untuk atlet berlama-lama di Pelatnas Cipayung tapi gagal menjadi juara. Menurut dia, waktu mereka terbuang tanpa balasan sepadan.
"Kita juga nggak bisa menahan lama-lama mereka di sana (Pelatnas). Kita juga dosa menahan mereka di situ lama-lama, mau ngapain? Lebih baik kan mereka punya yang lain, sekolahlah yang lainlah. Kalau nggak berprestasi sudah lama di Pelatnas, ngapain juga dipertahankan," kata dia.
Taufik menyatakan, PBSI sudah melakukan evaluasi total selepas Indonesia Open lalu. Termasuk soal psikolog. Sebelumnya, pebulu tangkis Komang Ayu Cahya Dewi menyatakan keinginan meminta bantuan psikolog di luar Pelatnas. Ia mamahami kebutuhan ini, tapi mempertanyakan apakah aspek lain juga sudah diperhatikan dengan baik oleh para atlet.