Tetangga RI Kebanjiran Dolar, Kumpulkan US$ 706 Juta di Oktober

1 hour ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Filipina mencatat surplus dolar terbesar dalam delapan bulan pada Oktober 2025. Negera tetangga RI itu berhasil mengumpulkan surplus neraca pembayaran (balance of payments/BOP) sebesar US$706 juta, ditopang lonjakan remitansi serta pendapatan sektor business process outsourcing (BPO).

Bangko Sentral ng Pilipinas (BSP) melaporkan bahwa capaian tersebut menjadi yang tertinggi sejak Februari lalu, ketika arus masuk devisa menembus US$3,1 miliar. Surplus ini terjadi meski impor masih mendorong arus keluar valuta asing.

Namun demikian, posisi BOP Filipina sepanjang Januari-Oktober masih mencatat defisit US$4,6 miliar, atau sekitar dua pertiga dari proyeksi defisit tahunan bank sentral yang diperkirakan mencapai US$6,9 miliar.

Ekonom SM Investments Corp., Robert Dan Roces mengatakan surplus tersebut dipicu kombinasi dari pembiayaan eksternal pemerintah dan kenaikan musiman remitansi serta pendapatan BPO.

"Impor yang tumbuh lebih lambat turut mempersempit defisit perdagangan, sehingga mendukung surplus BOP," ujarnya.

Peneliti senior Philippine Institute for Development Studies (PIDS), John Paolo Rivera, menambahkan bahwa peningkatan penerimaan sektor jasa, termasuk pariwisata, juga memperkuat arus masuk devisa.

"Harga minyak global yang turun serta permintaan domestik yang melemah membantu menurunkan pengeluaran impor," katanya, dikutip dari Inquirer, Minggu (23/11/2025).

Surplus BOP ini mendorong cadangan devisa bruto Filipina naik menjadi US$110,2 miliar, setara untuk menutup 7,4 bulan impor barang dan pembayaran jasa. Cadangan ini juga mampu membayar 3,8 kali utang luar negeri jangka pendek negara tersebut.

Ke depan, stabilitas BOP Filipina diperkirakan bergantung pada arah pemangkasan suku bunga AS, harga minyak, dan pemulihan ekspor global. Risiko geopolitik dan sentimen pasar juga dinilai dapat mengganggu pergerakan surplus bulanan.

Para analis memperkirakan surplus BOP Filipina bisa bertahan hingga akhir tahun berkat puncak remitansi dan momentum pariwisata, namun tekanan dari dolar AS yang kuat dan lemahnya ekspor kemungkinan membuat kinerjanya tidak merata.

"BOP kemungkinan tetap positif secara moderat hingga akhir tahun seiring puncak remitansi dan penerimaan pariwisata yang stabil, tetapi risiko eksternal seperti dolar AS yang kuat, ekspor yang lemah, dan sentimen investor yang hati-hati dapat membuat surplus bergerak tidak merata dalam beberapa bulan ke depan," kata Rivera dari PIDS.

(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |