REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Ajaran tauhid yang diperkenankan oleh Nabi Ibrahim dan keturunannya sampai Rasulullah SAW sejatinya adalah pesan Langit yang suci. Ajaran ini diketahui muncul di Timur Tengah, lantas mengapa Allah memilih tempat ini?
Jika seseorang ingin menyampaikan pesan ke seluruh penjuru, maka sebaiknya yang bersangkutan dapat berdiri di tengah jalur yang memudahkan tersebarnya pesan itu. Dan yang paling penting, penyampai pesan haruslah ia yang paling simpatik, berwibawa, dan bekemampuan sehingga menjadi daya tarik tersendiri.
Pakar Ilmu Tafsir Prof Quraish Shihab dalam buku Mukjizat Alquran menjelaskan, Timur Tengah adalah jalur penghubung wilayah timur dengan barat. Maka wajarlah jika kawasan ini menjadi tempat menyampaikan pesan Illahi yang terakhir dan yang ditujukan kepada seluruh manusia di bumi.
Ajaran tauhid yang kemudian dikekalkan dalam Alquran merupakan ajaran yang diamanahkan kepada Nabi untuk disebarluaskan. Pada masa penyebaran Alquran, ada dua imperium digdaya di abad ke-5 dan ke-6 Masehi. Yang pertama adalah Kekaisaran Persia yang masyarakatnya menyembah api dan masih berbekas ajaran Madzak tentang kebebasan seks. Sehingga permaisuri pun harus menjadi milik bersama.
Kedua, adalah Imperium Romawi yang mengaku Nasrani namun budaya Kaisar Nero masih membekas di sini. Budaya Kaisar Nero diketahui seperti membakar habis kota (huru-hara) dan memperbolehkan memperkosa ibu kandung sendiri. Budaya ini masih mempengaruhi kultur Imperium Romawi.
Maka demikian, sedigdaya apapun imperium ini nyatanya tak dapat melawan kuasa Allah SWT. Serangan ekspansi demi ekspansi dari Imperium Romawi maupun kekerasan Abrahah lewat pasukan gajahnya nyatanya tak mampu mendudukkan Makkah maupun tujuan menguasai Jalur Hijaz.
Dalam literatur sejarah disebutkan bahwa ‘tangan’ Allah menggagalkan usaha demi usaha pendudukan mereka atas wilayah yang memang dijaga untuk penyebaran Alquran. Bayangkan apa yang akan terjadi jika tauhid dikumandangkan di daerah kekuasan Romawi dan Persia yang keyakinannya bahkan bertentangan dengan tauhid? Di Hijaz ketika itu belum terpusat kekuasaan.
sumber : Dok Republika