Tim Kesehatan dari Sidoarjo menyemprotkan disinfektan dan insektisida di area Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Kecamatan Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, Kamis (9/10/2025). Polda Jawa Timur akan menyelidiki penyebab ambruknya mushalla pada saat santri menunaikan shalat Asar, Senin (29/9) di Pondok Pesantren Al Khoziny.
REPUBLIKA.CO.ID, SIDOARJO -- Kepolisian Daerah Jawa Timur (Polda Jatim) mulai mendalami penyebab ambruknya bangunan mushala Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Sidoarjo, yang menewaskan puluhan santri. Sejauh ini, diketahui sudah ada 17 saksi yang diperiksa dalam tahap penyelidikan.
Kapolda Jatim, Irjen Pol Nanang Avianto, menyampaikan pemeriksaan saksi dilakukan berdasarkan laporan polisi dengan nomor registrasi LP/A/4/IX/2025/SPKT.UNITRESKRIM/POLSEK BUDURAN POLRESTA SIDOARJO/POLDA JAWA TIMUR tertanggal 29 September 2025. "Kami sudah melakukan pemeriksaan kurang lebih 17 saksi, namun nantinya akan terus berkembang," kata Nanang dalam keterangannya, Rabu (8/10/2025), malam.
Irjen Nanang menjelaskan proses pemeriksaan akan terus berlanjut, termasuk kepada pihak-pihak yang bertanggung jawab atas pembangunan dan pengelolaan Ponpes Al Khoziny tersebut. Pihaknya juga telah mengambil sejumlah langkah hukum sejak insiden tragis tersebut terjadi.
"Kemudian permintaan keterangan ahli. Jadi, meminta ahli untuk minta keterangan resmi dari ahli teknik sipil, ahli bangunan, gedung untuk menganalisis penyebab pasti mengenai kegagalan konstruksi," ujarnya.
"Begitu juga ahli hukum pidana yang memperkuat unsur-unsur pidana yang ditersangkakan," ungkap dia menambahkan.
Polda Jatim pun akan melakukan gelar perkara untuk menentukan apakah kasus ini dapat ditingkatkan dari tahap penyelidikan ke tahap penyidikan. "Rencananya kami akan melakukan kegiatan gelar perkara untuk meningkatkan dari penyelidikan ke penyidikan. Jadi ini yang bisa saya sampaikan kepada rekan-rekan media," ungkapnya.
Nanang kemudian menekankan pentingnya perencanaan matang dalam pembangunan gedung, agar tragedi serupa tak terulang di masa depan. "Ini juga mungkin pembelajaran bahwa di dalam membuat apapun harus ada perencanaan yang baik, perencanaan yang matang. Begitu juga dengan pengawasan supaya tidak terjadi lagi ke depannya," ucapnya.