Jakarta, CNBC Indonesia - Tekanan ekonomi yang dirasakan masyarakat kelas pekerja mulai terlihat dari tren kemampuan bayar cicilan kendaraan. Marketing Manager Movus, M Rois Am, membeberkan sejumlah faktor yang membuat sebagian konsumen akhirnya kesulitan mempertahankan pembayaran mereka.
"Kalau misalnya case-case akhirnya kesulitan membayar itu ya enggak mungkin saya bilang enggak ada, itu pasti ada sih. Terutama teman-teman online driver yang mungkin secara income juga cukup naik turun ya, tergantung dengan bulan, katakanlah misalnya Lebaran atau dan sebagainya, itu cukup fluktuatif. Itu ada juga di sana pengaruhnya," ujar Rois.
Adapun hampir 90% portofolio Movus berasal dari kalangan pengemudi taksi online. Konsep penyewaannya seperti car subscription di Jepang, namun disesuaikan agar mobil bisa menjadi milik customer setelah masa langganan selesai, yakni setelah pembayaran tenor selama 5 tahun.
Meski begitu, Rois menekankan bahwa sebagian besar pengguna justru mampu bertahan dalam jangka panjang. Hal ini terlihat dari komposisi pelanggan yang masih aktif hingga tiga tahun.
"Sampai di tahun ini kita kurang lebih bisa dibilang dari 1.000 mobil, itu komposisinya 60% sampai 70% itu sudah berjalan 3 tahun. Karena kita berusia 3 tahun. Yang untuk akhirnya mengembalikan mobil itu cukup kecil, ya mungkin sekitar 30% sampai 20% sajalah," katanya.
Alasan utama konsumen mengembalikan kendaraan tidak lepas dari kondisi finansial. Namun, faktor non-ekonomi juga muncul, seperti perubahan pekerjaan hingga perpindahan tempat tinggal. Beberapa konsumen bahkan memilih berhenti bekerja sebagai pengemudi karena alasan pribadi maupun keluarga.
"Faktor terbesar mengembalikan mobil ya faktor terbesar adalah ekonomi. Atau yang alasan kedua adalah mereka mendapatkan pekerjaan yang baru. Tidak dilanjutkan. Atau pindah ke luar kota dan sebagainya," lanjutnya.
Ia menambahkan bahwa dinamika penghasilan pengemudi online sering kali menentukan keputusan mereka untuk melanjutkan atau menghentikan kontrak. Rois mencontohkan beberapa kasus di mana konsumen sudah memasuki usia lanjut atau mengalami penurunan pendapatan signifikan, sehingga pilihan mengembalikan kendaraan menjadi opsi realistis.
"Ya, itu salah satunya juga karena mereka secara pendapatan sebagai online driver itu mungkin turun dan mereka sudah capek dan sebagainya. Ada yang mulai yang usianya juga sudah 50 tahun, jadi sudah mau istirahat aja, disuruh anaknya untuk istirahat di rumah dan sebagainya. Itu juga salah satu alasan terbesarnya," jelasnya.
Di sisi lain, Movus juga mencatat adanya mobilitas konsumen dalam bentuk perpindahan jenis kendaraan. Sumber CNBC Indonesia dari beberapa diler dan agen pemegang merk menyebut adanya fenomena downgrade mobil agar cicilannya lebih murah, misal dari Toyota Avanza ke Calya. Namun, Rois menyebut selain downgrade ada juga yang upgrade dengan tujuan tertentu.
"Sebenarnya kedua case itu ada kita. Dari Avanza turun ke Calya ada, ada yang Calya dari ke Avanza juga ada. Dan biasanya yang Calya ke Avanza tuh adalah teman-teman driver online yang biasa ambil orderan di bandara. Mereka pengen bisa gabung sama koperasi yang di bandara, gabung pindah dari Calya ke Avanza," sebutnya.
(dce)
[Gambas:Video CNBC]

54 minutes ago
1















































