Apakah Stevia Aman Dikonsumsi? Ini Kata Pakar

2 hours ago 1

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Guru Besar Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan IPB University, Prof Nuri Andarwulan, menegaskan stevia merupakan pemanis alami yang aman dikonsumsi dan tidak terbukti menyebabkan penyakit berbahaya seperti kanker atau diabetes. la pun membantah klaim yang menyebut stevia berbahaya jika dikonsumsi dalam jangka panjang.

"Stevia termasuk kelompok pemanis alami. Senyawanya yaitu steviol glikosida diekstrak dan dimurnikan dari daun Stevia rebaudiana. Di Indonesia, penggunaannya sudah diatur oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan mengikuti standar Codex Alimentarius Commission," kata dia dalam keterangan tertulis, dikutip Rabu (17/9/2025).

Prof Nuri yang juga merupakan peneliti di South-East Asia Food and Agricultural Science and Technology Center (SEAFAST), menekankan hingga kini belum ada pernyataan resmi dari World Health Organization (WHO) yang menyebut pemanis non-nutritif, termasuk stevia, membahayakan kesehatan dalam jangka panjang. Menurutnya, sebagian besar data yang mengaitkan pemanis dengan peningkatan risiko penyakit tidak menular, terutama diabetes, justru lebih banyak mengarah pada pemanis buatan sintetis.

"Penyebab utama meningkatnya risiko diabetes bukan dari stevia, melainkan pola makan berlebih. Pemanis, baik alami maupun buatan, tidak sepenuhnya memberi sensasi manis seperti gula, sehingga orang cenderung mencari tambahan makanan manis lainnya. Hal inilah yang menyebabkan kelebihan kalori dan memicu obesitas serta diabetes," kata dia.

Terkait isu yang mengaitkan pemanis dengan kanker, ia menilai klaim tersebut masih spekulatif. "Hubungan antara pemanis buatan dan kanker masih berupa hipotesis. Belum ada bukti ilmiah kuat yang menyatakan stevia menyebabkan kanker," kata dia.

Prof Nuri mengatakan konsumsi pemanis, termasuk stevia, sudah diatur secara ketat melalui konsep Acceptable Daily Intake (ADI), yaitu batas maksimum konsumsi harian yang masih dianggap aman seumur hidup. Meski demikian, ia mengingatkan bahwa batas konsumsi ini berlaku bagi masyarakat umum yang sehat. Kelompok dengan kondisi kesehatan khusus sebaiknya menghindari bahan tambahan pangan, termasuk pemanis.

la mengatakan pemanis, baik alami maupun buatan, bukanlah pengganti total gula, melainkan alat bantu untuk mengurangi konsumsi gula berlebih. "Gunakan pemanis untuk mengurangi konsumsi gula, bukan menggantinya seratus persen. Tubuh tetap membutuhkan gula dalam jumlah tertentu," kata dia.

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |