Petugas menata beras SPHP di salah satu ritel modern di Jakarta, Selasa (26/8/2025). Badan Pusat Statistik (BPS) menyampaikan komoditas beras menjadi salah satu peredam inflasi pada September 2025.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) menyampaikan komoditas beras menjadi salah satu peredam inflasi pada September 2025. Beras tercatat mengalami deflasi pada bulan September untuk pertama kalinya dalam lima tahun terakhir.
“Secara historis setiap bulan September dari 2021—2024, secara umum beras mengalami inflasi, sementara pada September 2025 mengalami deflasi,” kata Deputi Bidang Statistik Produksi BPS M. Habibullah dalam konferensi pers di Kantor BPS Pusat, Jakarta, Rabu (1/10/2025).
Habibullah menerangkan, deflasi beras pada periode September 2025 tercatat mencapai 0,13 persen, dengan andil sebesar 0,01 persen.
“Deflasi beras secara bulanan (mtm) di bulan September ini adalah deflasi kedua di tahun 2025. Sebelumnya terjadi deflasi beras di bulan April 2025,” terangnya.
BPS juga mencatat sejumlah komoditas lainnya dalam kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang menjadi peredam inflasi pada September 2025. Yakni, komoditas bawang merah, bawang putih, tomat, dan cabai rawit.
“Berdasarkan historis tiga tahun terakhir, keempat komoditas tersebut mengalami deflasi di setiap bulan September. Kecuali komoditas bawang merah yang mengalami inflasi pada September 2024,” tutur Habibullah.
Komoditas bawang merah memberikan andil deflasi terbesar, yakni 0,12 persen. Komoditas tomat memberikan andil deflasi sebesar 0,03 persen, sedangkan andil deflasi komoditas bawang putih dan cabai rawit masing-masing sebesar 0,01 persen.
“Perkembangan inflasi komoditas bawang merah, tomat, dan cabai rawit cukup berfluktuatif, sementara komoditas bawang putih umumnya mengalami inflasi di awal tahun dan deflasi mulai pertengahan tahun dan kembali inflasi di akhir tahun,” jelasnya.