REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Musisi asal Islandia, Bjork, resmi bergabung dengan kampanye No Music For Genocide, sebuah gerakan boikot budaya yang menyerukan para musisi menarik karya mereka dari platform streaming di Israel. Aksi ini dilakukan sebagai bentuk protes terhadap genosida yang berlangsung di Gaza.
Menurut laporan The Times of Israel, katalog musik Bjork kini tidak lagi tersedia di layanan seperti Spotify dan Apple Music bagi pengguna di Israel. Kampanye No Music For Genocide mendorong para artis dan pemilik hak cipta untuk mengubah wilayah distribusi karya mereka atau mengajukan permintaan geo-block kepada label maupun distributor. Langkah ini dimaksudkan sebagai tekanan moral terhadap pemerintah Israel sekaligus solidaritas terhadap rakyat Palestina.
"Budaya memang tidak bisa menghentikan bom sendirian, tapi bisa menolak represi politik, menggeser opini publik menuju keadilan, dan menolak pencucian citra oleh perusahaan atau negara yang melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan," tulis pernyataan resmi dari kampanye tersebut seperti dilansir NME, Sabtu (27/9/2025).
Bjork menambah daftar panjang musisi internasional yang lebih dulu menyatakan dukungan terhadap inisiatif ini. Di antaranya Massive Attack, Fontaines DC, Paramore, Rina Sawayama, Primal Scream, Yaeji, King Krule, MJ Lenderman, Mannequin Pussy, hingga Japanese Breakfast.
Kampanye ini juga mendesak tiga label besar dunia, yakni Sony, Universal Music Group, dan Warner, untuk mengambil langkah serupa. Ketiganya diketahui pernah menutup operasi dan menarik seluruh katalog mereka dari Rusia tak lama setelah invasi ke Ukraina pada 2022.
Menurut kampanye No Music For Genocide, langkah ini merupakan bagian dari gerakan global untuk menekan kebijakan militer Israel. Mereka menyebut aksi ini terinspirasi oleh berbagai bentuk perlawanan sipil di berbagai belahan dunia, seperti Freedom Flotilla Coalition.
"Kami ingin menginspirasi pelaku industri musik untuk mengambil tindakan nyata. Ini baru langkah awal. Semakin banyak yang bergabung, semakin kuat gerakan ini," tulis pernyataan tersebut.
Bjork sendiri dikenal vokal menyuarakan isu-isu geopolitik. Pada November 2023, ia sempat mengunggah serangkaian peta Palestina-Israel sejak 1946 di Instagram dengan caption, "Inikah yang kalian sebut berbagi?" sebagai kritik terhadap pendudukan wilayah Palestina.