Bolehkah Mendoakan Keburukan untuk Orang Zalim?

2 hours ago 1

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Suka dan duka datang silih berganti dalam hayat setiap insan. Di antara pelbagai ujian kehidupan ialah perlakuan zalim yang dilakukan oleh orang lain.

Kezaliman bisa berdampak besar pada diri individu, terutama jika tindakan buruk itu dilakukan oleh orang yang sedang berkuasa.

Bolehkah Muslim yang menjadi korban kezaliman membalas dengan cara berdoa agar Allah menjatuhkan keburukan atas diri si pelaku? Menurut Ustaz Ahmad Karomi, seperti dilansir dari laman Nahdlatul Ulama Online, Allah SWT dalam Alquran menegaskan pentingnya ucapan yang baik.

Bagaimanapun, pada saat yang sama, pelaku kezaliman diancam dengan dosa dan siksa neraka di akhirat kelak.

لَا يُحِبُّ اللّٰهُ الۡجَــهۡرَ بِالسُّوۡٓءِ مِنَ الۡقَوۡلِ اِلَّا مَنۡ ظُلِمَ‌ؕ وَكَانَ اللّٰهُ سَمِيۡعًا عَلِيۡمًا‏

"Allah tidak menyukai perkataan buruk, (yang diucapkan) secara terus terang kecuali oleh orang yang dizalimi. Dan Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui" (QS an-Nisa: 148).

Dalam menafsirkan ayat itu, Ibnu Katsir mengutip perkataan Ali bin Abi Talhah dari Ibnu Abbas. "Allah tidak menyukai ucapan buruk secara terang-terangan" itu berarti Allah tidak menyukai seseorang yang berdoa buruk atas orang lain. Hal itu dengan perkecualian bila ia dianiaya atau menjadi korban kezaliman.

Bila dizalimi, ia pun boleh mendoakan orang yang menzaliminya. Karena itu, dalam ayat tersebut ditegaskan bahwa “kecuali orang yang dizalimi”. Meskipun demikian, sabar tetap menjadi jalan yang terbaik.

Doa itu dapat dipanjatkan dengan harapan, si pelaku menjadi jera. Namun, mendoakan celaka tidak boleh ditujukan kepada pasangan, anak, atau keluarga individu yang melakukan kezaliman.

Berbeda dengan itu, Imam Ghazali dan Syekh Nawawi al-Jawi menilai, doa buruk atas pelaku kezaliman tidak diperbolehkan. Sebab, doa yang demikian itu termasuk maksiat lisan. Alangkah lebih baik memaafkannya.

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |