Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas dunia di pasar spot resmi menembus level US$4.000 per troy ons untuk pertama kalinya pada hari ini, Rabu (8/10/2025).
Merujuk Refinitiv, harga emas di pasar spot pada Rabu pukul 09.31 WIB, harga emas menyentuh US$ 4.006,08 atau melesat 0,56%. Kenaikan ini menjadi sejarah baru bagie mas dengan menembus level US$ 4.000.
Sepanjang tahun ini, harga emas di pasar spot sudah terbang 51,82%.
Pasar utama emas spot adalah London over-the-counter (OTC), yang menjadi acuan global untuk penentuan harga.
Sebelumnya, di pasar kontrak berjangka di Amerika Serikat (AS), harga emas sudah menembus US$ 4.000 pada perdagangan Selasa.
Lonjakan harga emas didorong oleh lonjakan permintaan dari investor yang mencari aset aman (safe haven) di tengah ketidakpastian ekonomi dan geopolitik yang meningkat, serta ekspektasi pemangkasan suku bunga lanjutan oleh bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed).
Secara tradisional, emas dipandang sebagai penyimpan nilai (store of value) di masa ketidakstabilan. Tahun ini, harga emas sudah melonjak 52%, setelah sebelumnya naik 27% pada 2024.
"Pasar kini sangat percaya pada reli ini, dan target berikutnya jelas di angka psikologis US$5.000, apalagi jika The Fed terus menurunkan suku bunga," ujar Tai Wong, analis logam independen.
Dia menambahkan mungkin akan ada sedikit guncangan seperti tercapainya gencatan senjata permanen di Timur Tengah atau Ukraina.
Namun, faktor pendorong utama seperti utang global yang membengkak, diversifikasi cadangan devisa, dan pelemahan dolar AS tampaknya tidak akan berubah dalam jangka menengah.
Emas melaju kencang karena kombinasi ekspektasi penurunan suku bunga, ketidakpastian politik dan ekonomi global, pembelian agresif oleh bank sentral, arus masuk ke ETF berbasis emas, serta melemahnya dolar AS.
Kondisi politik AS menambah tekanan: pemerintah federal telah mengalami penutupan (shutdown) selama tujuh hari berturut-turut hingga Selasa, menunda publikasi sejumlah data ekonomi utama. Investor kini harus bergantung pada indikator non-pemerintah untuk memperkirakan waktu dan besaran penurunan suku bunga The Fed.
Pasar memperkirakan pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan The Fed bulan ini, dengan satu kali pemangkasan tambahan 25 bps pada Desember, menurut data FedWatch.
Selain itu, gejolak politik di Prancis dan Jepang juga memicu lonjakan permintaan terhadap emas sebagai aset pelindung nilai.
Menurut analis UBS, Giovanni Staunovo, efek "fear of missing out" (takut tertinggal) juga memperkuat reli ini.
"Kini banyak investor tetap membeli emas meski harganya tinggi - dan hal itu justru mendorong kenaikan harga lebih jauh," ujarnya.
CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected]
(mae/mae)