Cara Zionis Siksa Aktivis Global Sumud: Larang Sholat, Buka Paksa Jilbab Hingga Minum Air Kloset

3 hours ago 1

Kapal Angkatan Laut Israel menarik kapal dari Armada Sumud yang mereka bajak menuju pelabuhan Ashdod, Israel, Kamis 2 Oktober 2025.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Zionis Israel melakukan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) dalam memperlakukan para relawan dan aktivis Global Sumud Flotilla yang disandera saat berlayar ke Gaza. Laporan dari Adalah, tim hukum Global Sumud Flotilla yang melakukan pendampingan, para relawan dan aktivis Islam yang ditawan di Penjara Ktziot dilarang sholat.

Mereka bahkan dipaksa untuk membuka jilbab. Para relawan dan aktivis yang disandera beberapa juga mengalami penyiksaan fisik, tak diberikan perawatan medis, bahkan sampai disuruh meminum air kloset.

Ada sekitar 512 relawan dan aktivis Global Sumud Flotilla yang diculik dan disandera oleh tentara laut Zionis Israel. Mereka berasal dari 47 negara yang berlayar dengan 42 kapal  melalui perairan internasional Laut Mediterania melalui Tunisia, Italia, dan Yunani. Armada kemanusian itu membawa bantuan logistik dan obat-obatan, serta susu bayi untuk masyarakat Palestina di Gaza yang hingga kini memasuki 25 bulan dalam pengepungan, dan genosida Zionis Israel.

Pada Rabu (1/10/2025) dan Kamis (2/10/2025), sebanyak 20 kapal perang Zionis Israel menyerang dan membajak satu per satu armada kemanusian Global Sumud Flotilla saat tiba di radius 66 nautical miles (nm) sampai 7 nm arah barat-barat laut bibir pantai Gaza. Ratusan relawan dan aktivis yang ditangkap, dan disandera lalu dibawa ke Pelabuhan Ashdod. Sebagian para relawan dijebloskan ke Penjara Ktziot di Gurun Negev. Beberapa ada yang langsung dideportasi atas desakan negara asalnya. 

Sementara itu, relawan lainnya mengajukan banding pengadilan imigrasi. “Beberapa peserta armada Sumud Flotilla melaporkan bahwa mereka diinterogasi paksa oleh petugas-petugas yang tidak memperkenalkan dirinya. Dan yang lainnya melaporkan mengalami penganiayaan dan penyiksaan fisik oleh sipir-sipir di dalam penjara,” lapor Adalah yang disampaikan resmi oleh Steering Committee Global Sumud Flotilla kepada seluruh partisipan pelayaran yang diakses Republika di Jakarta, pada Ahad (5/9/2025).

“Pihak berwenang negara pendudukan (Zionis Israel) melakukan kekerasan fisik dengan memaksa peserta Armada Sumud Flotilla menggunakan penutup mata, dan dalam keadaan diborgol,” begitu tulis laporan tersebut.

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |