REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kapal-kapal tak dikenal yang beberapa diantaranya mematikan lampu, dilaporkan mendekati konvoi kemanusiaan Global Sumud Flotilla. Kapal tersebut diduga akan menyerang konvoi lintas negara yang sedang berada di Laut Mediterania.
“Para peserta menerapkan protokol keamanan sebagai persiapan untuk intersepsi. Kapal-kapal tersebut kini telah meninggalkan Flotila. Kami melanjutkan pelayaran ke Gaza mendekati batas 120 mil laut, dekat area di mana armada-armada sebelumnya telah dicegat dan/atau diserang,”tulis Global Sumud Flotilla lewat akun Instagram bercentang biru, yang dikutip Republika di Jakarta, Rabu (1/10/2025)
Seorang juru bicara armada Italia, Maria Elena Delia, mengatakan para aktivis bersiap untuk serangan lain dalam beberapa jam mendatang. “Israel mungkin akan menyerang kami malam ini, karena semua sinyal menunjukkan hal ini akan terjadi,” katanya dalam sebuah video di Instagram.
Konvoi kemanusiaan tersebut terdiri dari lebih dari 40 kapal sipil. Mereka diawaki oleh lebih dari 500 orang termasuk anggota parlemen, pengacara, dan aktivis iklim Swedia Greta Thunberg. Konvoi ini bertujuan untuk mematahkan blokade Israel terhadap Gaza.
Global Sumud Flotilla yang berlayar untuk menembus blokade Israel atas Gaza, Selasa (30/9), mengumumkan armadanya kini berada kurang dari 160 mil laut (296 km) dari Gaza dan akan memasuki zona berisiko tinggi malam ini.
"Kami berada kurang dari 160 mil laut dari Gaza, 10 mil laut dari zona berisiko tinggi. Tetap Waspada," menurut pernyataan armada tersebut di Instagram.
Drone pengintai tak dikenal juga terbang di ketinggian sedang di atas area pelayaran Sumud Flotilla di perairan Mediterania, lapor seorang koresponden Al Jazeera di atas kapal.
Pihak penyelenggara sebelumnya juga mengeluarkan peringatan kritis. Mereka mendesak perhatian internasional, dengan mengatakan: "Keselamatan kami bergantung pada pengawasan dunia."
Mereka menekankan para pekerja dan aktivis di seluruh dunia sedang mempersiapkan mobilisasi massa sebagai bentuk solidaritas dan menuntut perjalanan yang aman bagi armada tersebut.
"Serangan terhadap armada tersebut merupakan serangan terhadap Palestina," demikian pernyataan tersebut, yang menyerukan dukungan global untuk menyebarkan pesan, bergabung dalam aksi kolektif, dan menentang genosida yang sedang berlangsung di Gaza.
Armada tersebut, yang membawa pasokan kemanusiaan dan aktivis internasional, merupakan bagian dari upaya untuk mematahkan blokade Israel yang telah berlangsung bertahun-tahun, yang telah memperburuk kondisi kehidupan di Gaza secara drastis.