Dukung Pembangunan Daerah, Tim Ekspedisi Patriot UI Evaluasi Kawasan Transmigrasi di Pintu Rime Gayo

2 hours ago 2

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Sebuah langkah nyata kembali hadir melalui Tim Ekspedisi Patriot, yang dipimpin oleh apt Roshamur Cahyan Forestrania, dosen Fakultas Farmasi, Laboratorium Fitokimia dan Farmakognosi, Universitas Indonesia. Tim ini menjalankan misi di kawasan transmigrasi Pintu Rime Gayo, Kabupaten Bener Meriah, dengan tujuan melakukan evaluasi kawasan transmigrasi guna mendukung pembangunan daerah sekaligus memperkuat kapasitas masyarakat di daerah transmigrasi Pintu Rime Gayo.

Tim beranggotakan mahasiswa dan alumni dari berbagai disiplin ilmu, yakni Vanness Fransisco Angjaya (Mahasiswa S1 Geografi, FMIPA Universitas Indonesia), M. Adib Adyatama (Mahasiswa S1 Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran), Wahyu Nurul Hidayah (Alumni S1 Fakultas Ilmu Budaya UI), dan Gilar Agisna Suandi (Alumni S1 FISIP UI). Mereka hadir untuk menggabungkan pengetahuan lintas bidang dengan harapan dapat memberikan kontribusi sosial, ekonomi, sekaligus ekologi bagi masyarakat setempat.

Perjalanan tim dimulai dengan kunjungan ke Kecamatan Pintu Rime Gayo. Pada 2 September 2025, tim disambut dengan baik oleh Plt Camat Pintu Rime Gayo, Sawaluddin. Pertemuan ini menjadi pintu masuk penting untuk kerja sama ke depan, terutama dalam pengumpulan data primer dan sekunder yang dibutuhkan untuk kajian evaluasi kawasan transmigrasi. Camat bersama jajarannya menyatakan kesiapan mendukung dan memfasilitasi kebutuhan data yang diperlukan tim ekspedisi.

Tim Ekspedisi Patriot Gayo melanjutkan perjalanan menuju Dusun Teget (Pancar Jelobok) untuk bertemu dengan pihak Dinas Transmigrasi setempat, Bapak Diarlian. Dalam diskusi terungkap bahwa salah satu masalah mendasar di wilayah ini adalah disamping masih adanya keresahan terhadap konflik gajah, kondisi infrastruktur jalan juga belum memadai. Padahal, jalan yang baik sangat penting untuk mendukung rantai pasok pertanian, terutama kopi Arabika Gayo yang menjadi komoditas unggulan masyarakat.

Ernawati yang merupakan warga dan petani di dusun tersebut, menyoroti persoalan terkait keterbatasan fasilitas pasca-panen, yakni belum tersedianya mesin huller. Hingga kini, sebagian besar kopi masih dijual petani dalam bentuk biji kopi gabah, karena masyarakat setempat belum memiliki akses terhadap peralatan pengolahan yang memadai untuk menghasilkan kopi green bean. Kondisi ini membuat nilai tambah dari produk kopi belum bisa dimaksimalkan.

Selanjutnya, tim bergerak ke dusun Jalung (Blang Rakal) dan melakukan pertemuan dengan Kepala Dusun setempat, Bapak Supri. Di desa ini, masyarakat menghadapi persoalan serius, yakni konflik dengan gajah liar. Kepala dusun mengungkapkan bahwa ketakutan terhadap serangan gajah membuat banyak petani enggan menggarap lahannya. Meskipun telah dilakukan banyak upaya, salah satunya membuat parit besar sebagai penghalang, namun cara tersebut ternyata tidak efektif.

Parit yang dibuat sebagai penghalang biasanya akan mengalami pendangkalan karena musim hujan atau karena ulah gajah yang menimbun kembali parit tersebut agar dapat dilewati. Tragisnya, konflik ini bahkan pernah merenggut nyawa warga transmigran, yang menambah rasa cemas dan ketegangan di tengah masyarakat. Selain itu, salah satu wilayah 100 Hektare yang tadinya digunakan untuk pemukiman dan lahan usaha warga, kini menjadi lahan tidur, akibat konflik dengan gajah tersebut.

Masalah konflik gajah ini menjadi isu krusial, bukan hanya karena menghambat aktivitas pertanian, tetapi juga menyangkut aspek konservasi satwa liar yang harus tetap dijaga. Diperlukan strategi terpadu yang mampu menyeimbangkan kepentingan masyarakat dengan kebutuhan ekologi agar pertanian dapat berkembang tanpa merusak keberlanjutan lingkungan.

"Kehadiran Tim Ekspedisi Patriot di Bener Meriah menjadi bagian dari upaya menghadirkan pendekatan kolaboratif untuk mengurai persoalan-persoalan kompleks di kawasan transmigrasi. Dengan memadukan penelitian akademik, masukan masyarakat, serta dukungan pemerintah daerah dan pusat, diharapkan ekspedisi ini dapat melahirkan rekomendasi yang bermanfaat, aplikatif, dan berkelanjutan," ujar Roshamur.

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |