REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pendakwah sekaligus penggerak konten filantropi, Habib Husein Ja'far Al-Hadar menegaskan, keberhasilan gerakan filantropi modern bukan ditentukan oleh besar kecilnya modal, tetapi tingkat kepercayaan dan keterhubungan emosional dengan publik. Hal itu ia sampaikan dalam "Diskusi Panel PP ISNU bertajuk “Membangun Ekosistem Crowdfunding untuk Organisasi Berbasis Nilai” di Jakarta Pusat, Sabtu (11/10/2025).
Dalam diskusi ini, setidaknya ia memaparkan empat kunci penting agar gerakan crowdfunding yang akan dikembangkan Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) dapat berjalan efektif dan berdampak besar.
“Crorwdfunding itu yang pertama soal kepercayaan. Saya yakin, ISNU sebagai organisasi berbasis akademisi, ini akan lebih mudah menarik kepercayaan orang yang ingin terlibat dalam crowdfunding,” ujar Habib Ja’far dalam forum yang menghadirkan tokoh filantropi nasional itu.
Selain itu, lanjut dia, aspek emosional yang dimunculkan, bisa membuat orang tertarik dan bahkan menggebu untuk mengikuti crowdfunding. Kemudian, di tengah era digital, maka yang dibutuhkan selanjutnya ialah algoritma kontennya sehingga membuat orang tertarik untuk ikut.
“Yang terakhir, crowdfunding-nya ISNU nantinya harus bisa berkolaborasi dengan Lembaga lain, sehingga hasilnya bisa lebih maksimal. Misalnya, ISNU nanti menjadi pihak distributornya, karena memiliki program dan member yang sesuai dari crowdfunding yang dikelola,” kata Habib Ja'far.
Sebelum sesi diskusi, Ketua Umum PP ISNU, Prof Kamaruddin Amin menegaskan bahwa crowdfunding merupakan masa depan pemberdayaan umat. Ia menyebut potensi wakaf nasional mencapai Rpb181 triliun, namun baru Rp 3,5 triliun yang terkelola.
“Kita ingin ISNU ini hadir, memberikan manfaat berdampak dan berfungsi untuk meningkatkan kehidupan masyarakat. ISNU menjadi bermanfaat bagi bangsa dan negara, melalui memaksimalkan potensi Wakaf ini,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua Lembaga Kenaziran Badan Wakaf Indonesia (BWI), M Ali Yusuf mengajak ISNU memperkuat sinergi. Menurutnya, potensi besar wakaf tersebut l harus dikelola bersama untuk kemajuan umat.
"Jadi, Ayo ISNU berkolaborasi dengan BWI," ujarnya.
Acara ditutup dengan penandatanganan MoU antara ISNU dan Podcast “Kembalinya Kepakaran” serta peluncuran program Crowdfunding dalam aplikasi Cendekia+.