Harga Telur Ayam Naik Capai Rp 31 Ribu, Ini Kata Peternak

3 hours ago 1

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON--Harga telur ayam di pasar tradisional mengalami kenaikan. Kondisi itu dikeluhkan oleh konsumen maupun pedagang. Di Pasar Sumber, Kabupaten Cirebon, harga telur di kisaran Rp 31 ribu per kilogram. Beberapa hari sebelumnya, harga telur masih di kisaran Rp 28 ribu - Rp 29 ribu per kilogram.

Salah seorang pedagang kelontong di pasar tersebut, Aminah mengatakan, kenaikan harga itu membuat pelanggannya mengurangi pembelian telur ayam. Jikapun tetap membeli seperti kebiasaannya, hampir dipastikan hal itu disertai keluhan mereka soal naiknya harga telur. “Pelanggan saya ada yang punya warung kecil, biasanya beli dua kilogram per hari. Sejak harga telur naik, jadi cuma beli satu kilogram per hari,” ujar Aminah, Senin (13/10/2025).

Aminah mengaku tidak tahu pasti penyebab kenaikan harga telur ayam itu. Namun dari informasi yang didapatnya, hal itu akibat m berkurangnya pasokan dari peternak lokal.

Salah seorang pedagang sayur keliling, Nana mengatakan, harga telur ayam di kios langganannya di Pasar Kanoman Kota Cirebon untuk pembelian eceran sudah mencapai Rp 31 ribu – Rp 32 ribu per kilogram. Sebelumnya, harga telur masih Rp 28 ribu – Rp 29 ribu per kilogram. “Saya jual kembali telur itu untuk eceran dengan harga Rp 17 ribu per setengah kilogram,” kata Nana.

Nana mengakui, kenaikan harga telur ayam cukup memberatkan masyarakat, terutama ibu-ibu rumah tangga. Pasalnya, telur ayam merupakan bahan pangan andalan bagi kebanyakan ibu-ibu untuk menyajikan sumber protein bagi keluarga mereka. “Telur kan harganya terjangkau, masaknya juga praktis. Jadi ya mereka mengeluh saat harga telur naik,” kata Nana.

Sementara itu, seorang peternak ayam petelur di Kabupaten Cirebon, Hendra Sutisna menjelaskan, salah satu penyebab naiknya harga telur ayam adalah adanya kenaikan harga pakan ternak. “Salah satu komponen utama pakan ayam petelur yang naik tuh jagung, sekarang sudah Rp 6.800 per kilogram. Sebelumnya hanya Rp 5.500 per kilogram,” kata Hendra.

Hendra mengungkapkan, kenaikan harga pakan ternak itu membuat sebagian peternak kecil mulai mengurangi populasi ayam mareka. Pasalnya, mereka tidak sanggup menanggung beban pakan hingga perawatan. Kondisi itu akhirnya yang menjadi salah satu penyebab supai telur dari wilayah selatan Kabupaten Cirebon ke sejumlah pasar tradisional berkurang. Dampaknya, harga telur mengalami kenaikan. 

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |