Kiai Chirswanto: Sisi Religiusitas TNI Perlu Diperkuat untuk Jaga Kedaulatan Bangsa

4 hours ago 1

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Tantangan bangsa ke depan semakin kompleks, bukan hanya ancaman militer konvensional, melainkan juga ancaman non-militer seperti perang siber, disinformasi, radikalisme, dan krisis energi serta pangan.

TNI harus mampu adaptif dan terus berinovasi menemukan cara baru untuk menghadapi perang non-konvensional tersebut.

Pernyataan tersebut ditegaskan Ketua Umum DPP Lembaga Dakwah Islam Indonesia, KH Chriswanto Santoso, berkaitan dengan Hari Ulang Tahun Tentara Nasional Indonesia (HUT TNI).

Dia juga menambahkan pentingnya sisi religiusitas anggota TNI. “TNI harus tetap waspada, tidak boleh lengah, dan selalu menempatkan kepentingan rakyat di atas segalanya. Profesionalisme harus berjalan beriringan dengan penguatan moral dan spiritual prajurit,” kata dia.

Anggota TNI yang selalu berada di garis depan wilayah konflik, menurut KH Chriswanto harus diperkuat dengan iman dan takwa, agar bisa sabar dan terus menggunakan hati nurani saat melaksanakan tugas tempur maupun di masa damai.

Dia juga menegaskan perlunya sinergi antara TNI dan ormas keagamaan dalam membangun ketahanan bangsa.

“Kami berkomitmen mendukung TNI melalui pembinaan generasi muda agar berkarakter religius, nasionalis, dan cinta tanah air. Kami meyakini, kekuatan bangsa tidak hanya ditentukan oleh alutsista yang modern, tetapi juga oleh akhlak, iman, dan keteguhan moral rakyatnya,” tambahnya.

Namun, Kiai Chriswanto juga mengingatkan agar TNI senantiasa berdiri di atas kepentingan bangsa, bukan kepentingan politik sesaat.

“TNI harus netral, tegak lurus pada UUD 1945, dan menjadi pengawal demokrasi. Jangan sampai kekuatan TNI dimanfaatkan oleh pihak tertentu. Kesetiaan TNI hanya kepada rakyat dan Negara Kesatuan Republik Indonesia,” ujar dia. 

Sementara itu, Ketua Lembaga Dakwah Islam Indonesia, Prof Singgih Tri Sulistiyono, menilai peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) TNI ke-80 menjadi momentum penting untuk merefleksikan perjalanan panjang Tentara Nasional Indonesia sejak 5 Oktober 1945 hingga kini menjadi institusi pertahanan modern.

Menurutnya, TNI telah mengalami transformasi besar. Pada masa revolusi (1945–1949), TNI tampil sebagai garda bangsa mempertahankan kemerdekaan. Era 1950–1965 ditandai konsolidasi dan penumpasan pemberontakan, namun juga muncul peran ganda militer.

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |