Pelatih Guinea Khatulistiwa Juan Micha.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Drama besar melanda sepak bola Afrika. Federasi Sepak Bola Guinea Khatulistiwa (FEGUIFUT) resmi memecat pelatih Juan Micha dan menendang sejumlah pemain kunci setelah tim nasional mereka gagal berangkat ke Malawi untuk laga Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Aksi mogok para pemain membuat skuad batal terbang untuk laga Grup H pada Kamis (9/10/2025). Mereka menolak tampil karena protes terhadap keterlambatan gaji dan buruknya kondisi tim, yang disebut sudah berlangsung lama. Akibat kekacauan ini, Guinea Khatulistiwa kini terancam sanksi berat dari FIFA.
Beberapa pemain senior, termasuk kapten legendaris Emilio Nsue, juga dicoret dari tim. Federasi langsung bergerak cepat dengan menunjuk Casto Nopo sebagai pelatih interim untuk menukangi tim dalam laga terakhir melawan Liberia, Senin (6/10/2025).
“Kementerian Olahraga telah memberikan kesempatan kepada pemain yang tetap ingin membela negaranya untuk mendaftarkan diri kembali. Siapa pun yang tidak melakukannya akan dianggap mengundurkan diri dan tidak lagi menjadi bagian dari tim nasional,” tulis FEGUIFUT dalam pernyataan resminya di media sosial, dikutip Reuters, Ahad (12/10/2025o.
Skuad anyar untuk menghadapi Liberia pun diumumkan tanpa banyak wajah lama. Mayoritas pemain yang sempat membawa sensasi di Piala Afrika 2024, termasuk kemenangan bersejarah 4-0 atas tuan rumah Pantai Gading dan hasil imbang 1-1 kontra Nigeria, tak lagi dipanggil.
Kisruh ini menandai kejatuhan mendadak tim yang sebelumnya dielu-elukan sebagai “keajaiban Afrika”. Guinea Khatulistiwa saat itu finis di atas dua raksasa Afrika di babak grup sebelum tersingkir dramatis pad babak 16 besar.
Meski mereka sudah memastikan tiket ke Piala Afrika 2025 di Maroko, harapan untuk tampil di Piala Dunia 2026 kini nyaris pupus. Bukan karena kekalahan di lapangan, tapi karena kekacauan di luar arena.