Pakistan: 20 Rencana Gaza yang Ditunjukkan Trump kepada Kami dan 8 Negara Islam Berbeda

3 hours ago 2

Presiden Donald Trump berbicara setelah konferensi pers dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, di Gedung Putih, Senin, 29 September 2025, di Washington.

REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD— Rencana yang diumumkan oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk mengakhiri perang Israel di Jalur Gaza tidak mencerminkan dokumen yang dilihat oleh Pakistan dan negara-negara Arab dan Muslim dalam pertemuan mereka dengan Trump pekan lalu, Menteri Luar Negeri Pakistan Mohammad Ishaq Dar mengatakan.

"Saya menjelaskan bahwa 20 poin yang diumumkan oleh Trump bukanlah poin kami, mereka tidak sama dengan poin kami, saya mengatakan bahwa beberapa perubahan telah dilakukan di dalamnya," kata Ishaq Dar kepada anggota parlemen di parlemen Pakistan. Dalam draf yang kami miliki."

Pada Senin, Trump mempublikasikan sebuah rencana untuk mengakhiri perang di Gaza, yang menyerukan agar Hamas membebaskan para tentara Israel yang tertangkap dalam waktu 72 jam setelah gencatan senjata, agar Hamas menyerahkan senjatanya, dan agar Jalur Gaza dikelola oleh sebuah komite internasional.

Situs web Amerika, Axios, mengungkapkan bahwa versi yang diumumkan oleh Trump mencakup amandemen penting yang diminta oleh Netanyahu an bahwa teks yang diumumkan berbeda secara signifikan dari versi yang disetujui oleh Washington dan sejumlah negara Arab dan Muslim, yang membuat marah para pejabat Arab yang terlibat dalam proses tersebut.

Wartawan Israel, Amit Siegel, yang dekat dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, telah melaporkan bahwa semua proposal AS adalah rencana Menteri Urusan Strategis Ron Dermer.

Siegel menunjukkan pada saat itu bahwa Israel percaya bahwa jika proposal dibuat atas nama mereka, mereka akan ditolak, sehingga mereka membuat proposal mereka melalui pemerintahan AS.

Yediot Aharonot mengungkapkan bahwa Israel secara aktif berpartisipasi dalam penyusunan rencana tersebut dan membuat amandemen terhadapnya, sementara Qatar dan Mesir menyatakan perlunya "klarifikasi" atas beberapa masalah, mengacu pada kesenjangan antara apa yang telah mereka ketahui dan apa yang kemudian diumumkan.

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |