Karyawan memberikan penjelasan kepada nasabah mengenai pembiayaan kepemilikan emas di kantor cabang Muamalat Tower, Jakarta, Rabu (28/5/2025).
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Bank Indonesia (BI) menyampaikan hasil survei perbankan pada sepanjang kuartal II 2025. Hasil survei mengindikasikan penyaluran kredit baru pada periode tersebut mengalami peningkatan.
“Hasil survei perbankan Bank Indonesia mengindikasikan penyaluran kredit baru pada kuartal II 2025 meningkat dibandingkan kuartal sebelumnya, meski lebih rendah dibandingkan kuartal yang sama tahun 2024,” kata Kepala Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso dalam keterangannya, Rabu (23/7/2025).
Denny mengatakan, hal tersebut tercermin dari nilai saldo bersih tertimbang (SBT) permintaan kredit baru kuartal II 2025 sebesar 85,22 persen. Angka tersebut lebih tinggi dari 55,07 persen pada kuartal I 2025, meski lebih rendah dari SBT 89,11 persen pada kuartal II 2024.
“Pertumbuhan permintaan kredit baru tersebut didorong oleh kredit modal kerja dan kredit investasi,” terangnya.
BI memperkirakan penyaluran kredit baru pada kuartal selanjutnya juga akan melanjutkan peningkatan, seiring dengan pertumbuhan permintaan yang positif.
“Pada kuartal III 2025 penyaluran kredit baru diperkirakan tetap tumbuh, dengan nilai SBT perkiraan penyaluran kredit baru sebesar 81,71 persen,” jelasnya.
Denny menjelaskan, standar penyaluran kredit pada kuartal II 2025 diindikasikan lebih berhati-hati dibandingkan kuartal I 2025, tecermin dari Indeks Lending Standard (ILS) yang positif sebesar 0,08.
Kebijakan penyaluran kredit yang lebih berhati-hati antara lain terdapat pada aspek plafon kredit, premi kredit berisiko, agunan, dan persyaratan administrasi. Pada kuartal III 2025, standar penyaluran kredit diperkirakan relatif sama dibandingkan dengan kuartal sebelumnya dengan ILS sebesar 0,02.
“Hasil survei menunjukkan bahwa responden memperkirakan outstanding kredit sampai dengan akhir tahun 2025 tetap tumbuh. Kondisi tersebut antara lain ditopang oleh prospek kondisi ekonomi dan moneter yang tetap baik serta relatif terjaganya risiko dalam penyaluran kredit,” katanya.