Perang Iran di Depan Mata, AS Mau Evakuasi Kedutaan di Negara Ini

1 day ago 4

Jakarta, CNBC Indonesia - Amerika Serikat (AS) sedang mempersiapkan evakuasi sebagian kedutaannya di Irak. Hal ini disampaikan oleh sejumlah sumber AS dan Irak pada hari Rabu (11/6/2025).

Dalam keterangannya, sumber-sumber tersebut mengungkapkan bahwa meningkatnya risiko keamanan di kawasan Timur Tengah menjadi penyebab utama. Empat sumber AS dan dua sumber Irak tidak menyebutkan risiko keamanan apa yang mendorong keputusan tersebut.

"Departemen Luar Negeri akan memerintahkan keberangkatan ke kedutaan AS di Baghdad. Tujuannya adalah untuk melakukannya melalui cara-cara komersial, tetapi militer AS siap sedia jika bantuan diminta," kata seorang pejabat AS.

Selain para diplomat kedutaan, Washington juga akan mengevakuasi sejumlah keluarga militer yang ditempatkan di Baghdad. Mereka akan ditempatkan di Bahrain untuk sementara waktu.

"Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth telah mengizinkan keberangkatan sukarela tanggungan militer dari lokasi-lokasi di seluruh Timur Tengah," ujar pejabat AS lainnya.

Laporan evakuasi ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan di kawasan yang sudah berkobar pasca 18 bulan perang di Gaza. Konflik mematikan itu kemudian telah menimbulkan kekhawatiran akan konflik yang lebih luas dengan melibatkan AS dan Israel melawan Iran dan sekutunya.

Irak, mitra regional yang langka bagi AS dan musuh bebuyutannya di kawasan, Iran, menampung 2.500 tentara AS. Walau begitu, faksi bersenjata yang didukung Teheran terkait dengan pasukan keamanan Baghdad.

Trump telah berulang kali mengancam akan menyerang Iran jika perundingan yang tersendat mengenai program nuklirnya gagal. Tak hanya itu, dalam beberapa bulan terakhir, AS telah mengerahkan lebih banyak aset militer di Timur Tengah. Bahkan, pengerahan ini melibatkan pesawat pengebom B-2 dan kapal induk.

Menteri Pertahanan Iran Aziz Nasirzadeh juga mengatakan pada hari Rabu bahwa jika Iran menjadi sasaran serangan, negara itu akan membalas dengan menyerang pangkalan-pangkalan AS di wilayah tersebut. 

Washington sejauh ini memiliki kehadiran militer di seluruh wilayah penghasil minyak utama, dengan pangkalan-pangkalan di Irak, Kuwait, Qatar, Bahrain, dan Uni Emirat Arab. Akibat laporan ini, harga minyak berjangka naik 4%, dengan harga minyak mentah Brent berjangka menyentuh US$ 69,18 (Rp 1,1 juta) per barel.


(tps/tps)

Saksikan video di bawah ini:

Video:Trump Bertemu Presiden Suriah: Cabut Sanksi & Perbaiki Hubungan

Next Article Trump 'Tusuk' Netanyahu dari Belakang, Mau Deal dengan Musuh Bebuyutan

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |