Rekor Buruk 6 Pekan Terhenti, Asing Banjiri RI Duit Triliunan

3 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Investor asing akhirnya mencatat net inflow sekaligus mengakhiri catatan negatif outflow dalam enam pekan sebelumnya.

Melansir dari data Bank Indonesia (BI), berdasarkan transaksi sepanjang 6-9 Oktober 2025, net inflow sebesar Rp6,43 triliun.

Inflow ini adalah yang pertama sejak pekan kedua Agustus (19-22 Agustus) atau lebih dar sebulan.

Net buy di pasar saham sebesar Rp2,48 triliun dan di pasar Surat Berharga Negara (SBN)sebesar Rp5,14 triliun.

Sementara itu, di pasar Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) tercatat asing tercatat net buy sebesar Rp 1,19 triliun.

Secara keseluruhan, sepanjang tahun 2025 ini, berdasarkan data setelmen sampa dengan 9 Oktober 2025, asing mencatatkan net outflow sebesar Rp53,45 triliun di pasar saham dan Rp132 triliun di SRBI, serta beli neto sebesar Rp26,46 triliun di pasar SBN.

Besarnya net inflow tak bisa dari besarnya investor asing di pasar saham. Pada Kamis dan Jumat pekan lalu, bursa saham bahkan kebanjiran dana asing Rp 1,7 triliun.

Besarnya inflow salah satunya disebabkan oleh dampak shutdown di AS. Investor memilih untuk meninggalkan pasar AS dan menanamkan modal di emerging market seperti Indonesia.
Gencatan senjata yang mulai dibahas Hamas dan Israel juga membuat ketegangan dunia melandai.
Mengutip RTI Business, berikut net foreign buy pada perdagangan seminggu ke belakang:

PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI) - Rp337,6 miliar
PT Astra International Tbk (ASII) - Rp244,7 miliar
PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) - Rp235,7 miliar
PT Barito Pacific Tbk (BRPT) - Rp223,3 miliar
PT Timah Tbk (TINS) - Rp160,7 miliar
PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) - Rp 152,9 miliar
PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) - Rp96,3 miliar
PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) - Rp96 miliar
PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) - Rp77,3 miliar
PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) - Rp58,1 miliar

Namun, catatan inflow terancam setelahmemanasnya hubungan dagang Amerika Serikat-China. 

Dalam perkembangan terbaru, Presiden AS Donald Trump mengumumkan kenaikan tarif 100% untuk barang-barang impor dari China yang masuk ke negaranya mulai 1 November 2025.

Langkah ini diambil sebagai respons atas China yang memperketat ekspor logam tanah jarang (LTJ).
China memproduksi lebih dari 90% logam tanah jarang dan magnet tanah jarang olahan dunia. Banyak di antaranya merupakan material vital dalam berbagai produk, mulai dari kendaraan listrik hingga mesin pesawat terbang dan radar militer.

CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected]

(mae/mae)

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |