REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kabar membahagiakan datang dari dunia perfilman Indonesia. Sutradara Kamila Andini resmi menjadi bagian dari Academy of Motion Picture Arts and Sciences (AMPAS) sebagai Oscar voter, yang memberinya hak suara dalam ajang penghargaan bergengsi Oscar.
Kamila merupakan sutradara feature film perempuan pertama dari Indonesia yang terpilih menjadi anggota Academy tahun ini, bersama sederet tokoh dunia seperti Ariana Grande, Jason Momoa, hingga Kieran Culkin. Kamila mengatakan capaian ini bukan hanya prestasi pribadi, melainkan juga tonggak penting bagi perempuan Indonesia.
"Menjadi bagian dari Academy bukan hanya prestasi pribadi, tapi juga langkah penting untuk membawa cerita kita perempuan Indonesia ke panggung global," kata Kamila dalam keterangan tertulis, dikutip pada Ahad (29/6/2025).
The Academy of Motion Picture Arts and Sciences (AMPAS) atau dikenal sebagai The Academy adalah organisasi kehormatan internasional yang terdiri dari para profesional perfilman, termasuk sutradara, aktor, penulis, produser, teknisi, dan seniman film lainnya. Academy dikenal luas sebagai penyelenggara ajang penghargaan bergengsi Academy Awards atau Oscar.
CEO Forka Films, Ifa Isfansyah, mengatakan pencapaian Kamila Andini sebagai anggota Academy adalah pencapaian penting, tidak hanya bagi dirinya, tapi juga bagi sinema Indonesia dan Asia Tenggara. Forka Films yang sebelumnya dikenal sebagai Fourcolors Films merupakan mitra kreatif utama Kamila Andini.
"Kami di Forka Films percaya, keterlibatannya di Oscar akan membawa perspektif baru dari Asia ke dalam lanskap perfilman global," kata Ifa.
Menurut Ifa, Kamila Andini telah menjadi kekuatan pendorong dalam menghadirkan cerita-cerita sinematik yang berakar pada budaya Indonesia namun berbicara secara universal. la juga konsisten mengangkat narasi tentang perempuan, komunitas adat, serta generasi muda dengan sensitivitas yang kuat dan estetika khas.
Kamila Andini lahir di Jakarta pada 6 Mei 1986. la menempuh pendidikan di Deakin University, Melbourne dan meraih gelar di bidang Sosiologi dan Media Arts. Pendidikan ini menjadi pondasi bagi kepeduliannya terhadap isu sosial, budaya, kesetaraan gender, serta lingkungan tema-tema yang konsisten muncul dalam karya-karyanya.
la dikenal sebagai salah satu sutradara perempuan paling berpengaruh di Indonesia. Debut panjangnya The Mirror Never Lies (2011) menyoroti kehidupan suku Bajau dan membawa pulang banyak penghargaan, termasuk Earth Grand Prix di Tokyo International Film Festival dan FIPRESCI Award di Hong Kong International Film Festival.
Film keduanya, The Seen and Unseen (2017), meraih Grand Prix Generation Kplus di Berlinale dan Best Youth Feature di Asia Pacific Screen Awards Sementara itu, Yuni (2021) memenangkan Platform Prize di Toronto International Film Festival dan menjadi perwakilan Indonesia untuk Oscars 2022. Film lain yang disutradarai Kamila yakni Gadis Kretek dan Nana (Before, Now, and Then).
Gumanti Awaliyah