Pengungsi Palestina meninggalkan Jalur Gaza utara sambil berjalan membawa barang-barang mereka di sepanjang jalan pantai, dekat Wadi Gaza, Rabu, 24 September 2025.
REPUBLIKA.CO.ID, GAZA — Militer zionis Israel telah mengebom rumah-rumah milik para keluarga terkemuka Palestina di Jalur Gaza. Operasi yang menewaskan puluhan orang tersebut dilakukan setelah mereka menolak bekerja sama dengan tentara Israel untuk melawan pejuang Hamas.
Menurut Euro-Med Human Rights Monitor, pasukan Israel mendekati keluarga Bakr di kamp pengungsi al-Shati, sebelah barat Gaza City. Penjajah menawarkan mereka kesempatan untuk tetap tinggal di rumah dengan imbalan pembentukan milisi di daerah tersebut untuk melawan Hamas.
Sehari setelah keluarga itu menolak, serangan udara Israel menghantam rumah mereka pada Ahad. Serangan tersebut menewaskan sedikitnya sembilan orang, termasuk anak-anak, lapor Middle East Eye.
Insiden serupa dilaporkan melibatkan keluarga Dairi dan Daghmash di bagian lain di Gaza City. Rumah-rumah milik kedua keluarga tersebut dibom hebat pada Jumat dan Sabtu setelah mereka dilaporkan menolak tawaran serupa dari Israel. Setidaknya 60 orang tewas dalam serangan tersebut.
Surat kabar milik Arab Saudi, Asharq Al-Awsat, melaporkan, badan intelijen Israel, Shin Bet, telah menghubungi para pemimpin keluarga sebagai bagian dari rencana yang lebih luas untuk membagi Gaza menjadi "wilayah kekuasaan lokal".
Seorang Palestina mengucapkan selamat tinggal kepada dua anggota keluarganya yang syahid dalam serangan udara Israel di sebuah apartemen di daerah Yarmouk, Kota Gaza, Rabu (24/9/2025).