Ulasan One Battle After Another: Film Baru Leonardo DiCaprio yang Penuh Aksi dan Kritik Politik

4 hours ago 4

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Sutradara Paul Thomas Anderson kembali dengan film terbarunya berjudul One Battle After Another. Dibintangi Leonardo DiCaprio, film ini memadukan aksi menegangkan dengan isu politik yang berani.

Di film ini, DiCaprio berperan sebagai Bob Ferguson, mantan revolusioner yang hidup menyendiri di California bersama putrinya, Willa (Infiniti). Bob digambarkan sebagai ayah tunggal pemarah dan penuh curiga, yang lebih suka menghabiskan waktu menonton film lama sambil merokok ganja. Hidupnya berubah ketika musuh lamanya, Kolonel Steven J Lockjaw (Penn), kembali muncul setelah 16 tahun dan mengancam keluarganya.

Berbeda dengan film-film Anderson sebelumnya yang lebih banyak bernuansa sejarah, One Battle After Another terasa sangat relevan dengan isu politik modern, mulai dari kekerasan negara sampai perlawanan rakyat. Meski berdurasi hampir tiga jam, film ini terasa padat dan seru.

Ada adegan kejar-kejaran mobil, baku tembak, hingga penyelamatan dramatis. Salah satu momen paling menegangkan adalah ketika Bob dan Willa berusaha kabur dari serangan dengan bantuan Sensei (Benicio Del Toro), guru karate Willa.

Selain penuh aksi, film ini juga menampilkan sisi emosional tentang hubungan ayah dan anak. DiCaprio tampil memikat sebagai Bob yang lelah tapi tetap penuh kasih sayang. Chase Infiniti berhasil mencuri perhatian dalam debut filmnya, sementara Sean Penn memerankan Lockjaw dengan sangat kuat hingga disebut-sebut berpotensi masuk nominasi Oscar. Dengan visual yang memukau dan cerita yang menyentuh sekaligus menegangkan, One Battle After Another menjadi bukti bahwa Paul Thomas Anderson masih bisa menghadirkan film besar yang relevan dengan zaman.

Film ini dijadwalkan tayang di bioskop Indonesia mulai 24 September 2025. Anderson menulis sekaligus menyutradarai film ini, serta didukung oleh tim kreatif yang kerap menjadi kolaboratornya, termasuk sinematografer Michael Bauman, perancang produksi pemenang BAFTA Florencia Martin, editor Andy Jurgensen, dan komponis nominasi Oscar Jonny Greenwood. Kostum film ini ditangani oleh Colleen Atwood, desainer pemenang Oscar dan BAFTA.

Bagi Anderson, One Battle After Another adalah proyek panjang yang telah ia kembangkan selama dua dekade. “Awalnya saya ingin membuat film aksi dengan adegan kejar-kejaran mobil. Tapi seiring waktu, ide itu berkembang menjadi kisah tentang keluarga, terutama hubungan ayah dan anak,” ujarnya dalam catatan produksi.

DiCaprio mengaku antusias akhirnya bisa bekerja sama dengan Anderson. “Saya sudah ingin bekerja dengan Paul lebih dari 20 tahun. Karakter Bob ini bukan pahlawan klasik, tapi seseorang yang harus menemukan kembali keberanian untuk melindungi apa yang ia cintai,” kata dia.

Sean Penn, yang memerankan Lockjaw, menyebut naskah film ini sebagai “hadiah” dan memuji Anderson sebagai “seorang jenius film”.

Sementara Benicio Del Toro menggambarkan karakternya, Sensei, sebagai sosok pelindung sekaligus mentor bagi Bob dan Willa. Pendatang baru Chase Infiniti juga mendapat sorotan lewat perannya sebagai Willa. Anderson menilai aktingnya “ajaib” sejak hari pertama syuting.

Selain drama keluarga yang emosional, film ini menjanjikan aksi menegangkan khas Paul Thomas Anderson. Proses pengambilan gambar dilakukan di berbagai lokasi nyata, mulai dari Eureka dan Sacramento di California hingga El Paso, Texas, menggunakan format film besar seperti VistaVision, 70mm, dan IMAX. Dengan perpaduan deretan bintang besar, aksi penuh adrenalin, serta sentuhan khas Anderson, One Battle After Another Digadang-gadang menjadi salah satu film spektakuler 2025.

Film ini resmi debut dengan skor mengesankan di Rotten Tomatoes dan dipandang sebagai salah satu kandidat kuat perhelatan Oscar mendatang. One Battle After Another menjadi proyek lanjutan DiCaprio setelah Killers of the Flower Moon (2023) dan karya terbaru Anderson pasca Licorice Pizza (2021).

Menjelang perilisan luas di bioskop, Rotten Tomatoes mengumumkan bahwa film tersebut debut dengan skor 98 persen dari 81 ulasan kritikus. Meski angka ini masih bisa berubah seiring bertambahnya ulasan, skor tersebut menegaskan status “fresh” dan memperkuat posisinya sebagai pesaing utama di musim penghargaan. Sementara skor penonton (Popcornmeter) belum tersedia, diperkirakan akan muncul setelah film resmi tayang di bioskop.

Anderson telah lama dianggap sebagai salah satu sutradara dan penulis terbaik Hollywood lewat karya-karyanya seperti Boogie Nights (1997), Magnolia (1999), There Will Be Blood (2007), hingga The Master (2012). Di sisi lain, Leonardo DiCaprio dikenal selektif memilih proyek dan hanya bekerja dengan sineas papan atas, sehingga setiap film barunya selalu menjadi peristiwa besar.

Kolaborasi Anderson dan DiCaprio membuat One Battle After Another menjadi salah satu film paling dinanti tahun ini, dan skor tinggi di Rotten Tomatoes membuktikan penantian itu terbayar. Film ini dipuji karena eksplorasi ide-ide politik yang berapi-api, keseimbangan antara aksi dan drama, akting para pemeran, serta penggunaan format VistaVision yang jarang digunakan.

Berbeda dengan nuansa ringan dan hangat Licorice Pizza, film terbaru Anderson ini justru diperkirakan bisa menimbulkan perdebatan di kalangan penonton umum karena tema politik yang diangkat. Meski demikian, banyak ulasan menilai Anderson berhasil mengemasnya dengan cerdas tanpa terasa menggurui.

Sebagai pengalaman sinematik, One Battle After Another disebut sangat layak ditonton di layar lebar berkat presentasi VistaVision yang megah. Dengan gaya khas Anderson yang unik, film ini diyakini akan menjadi salah satu tontonan paling berkesan tahun 2025.

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |