Pasukan Israel beroperasi di dalam Jalur Gaza, Ahad, 5 Oktober 2025.
REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Juru bicara Hamas, Fawzi Barhoum mengatakan bahwa delegasi mereka di Kairo masih mencari jalan untuk "mengatasi semua hambatan" untuk mencapai kesepakatan yang sesuai dengan "asiprasi rakyat kami di Gaza. Barhoum kepada Al Jazeera, Selasa (7/10/2025), mengungkapkan lima tuntutan utama Hamas dalam proses negosiasi gencatan senjata dengan Israel dan mediator.
- Gencatan senjata yang komprehensif dan permanen
- Semua militer Israel menarik diri dari Gaza
- Pengembalian warga pengungsi ke rumah mereka
- Perjanjian pertukaran tahanan yang adil
- Masuknya bantuan kemanusiaan dan pemulihan tak dibatasi
- Segera dimulainya orises rekonstruksi Gaza, diawasi oleh sebuah badan nasional Palestina berisi para teknokrat
Barhoum menuduh Netanyahu mencari cara untuk "merusak atau menggagalkan" terjadinya kesepakatan dari negosiasi yang sedang berlangsung di Kairo, Mesir, sebagaimana dia kerap "secara sengaja menggagalkan semua perundingan sebelumnya".
"Meski lewat kekuatan brutal militer, dukungan penuh dan tak terbatas dari Amerikar dalam perang pemusnahan di Gaza, mereka tidak dan tidak akan sukses mencapai sebuah gambar palsu dari kemenangan," ujar Barhoum.
Hamas menegaskan tidak menyesali serangan kejutan yang dilancarkannya ke Israel pada 7 Oktober 2023. Meski peristiwa itu kemudian memantik konflik yang kini telah berlangsung selama dua tahun, Hamas menegaskan bahwa serangannya merupakan respons bersejarah atas tindakan Israel.
"Kami menegaskan kembali bahwa (Operasi) Banjir Al-Aqsa (Al-Aqsa Flood) pada 7 Oktober merupakan respons bersejarah terhadap upaya-upaya untuk memberantas perjuangan Palestina," kata Barhoum.
Militer Israel telah menewaskan hampir 67.200 warga Palestina di Gaza sejak Oktober 2023, sebagian besar perempuan dan anak-anak. Pengeboman yang tak henti-hentinya telah membuat daerah kantong Palestina itu hampir tak berpenghuni dan menyebabkan pengungsian massal, kelaparan, dan penyebaran penyakit.
sumber : Antara, Anadolu