Kondisi Jenasah Mulai Rusak, DVI Polda Jatim Minta Data Pendukung ke Wali Santri

4 hours ago 1

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jawa Timur (Jatim) terus melakukan proses identifikasi jenazah korban runtuhan mushala Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Namun, proses itu masih terkendala karena kondisi jenazah yang mulai rusak dan minimnya data penunjang dari keluarga korban.

Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Kabid Dokkes) Polda Jatim, Kombes M Khusnan, menyampaikan, saat ini seluruh jenazah sudah masuk tahap identifikasi, tetapi belum berjalan secara maksimal. Sudah delapan kantong jenazah yang dibawa ke RS Bhayangkara, Kota Surabaya hingga Jumat (3/10/2025) malam WIB.

"Proses identifikasi belum berjalan maksimal karena kurangnya data penunjang dari pihak keluarga," ujarnya kepada wartawan di RS Bhayangkara Polda Jatim, Jumat malam WIB.

Khusnan menjelaskan, kondisi jenazah pada umumnya masih utuh, meskipun terdapat kerusakan di beberapa bagian karena faktor alamiah. Selain visual, identifikasi juga dilakukan melalui pengujian DNA. Sampel DNA dari keluarga korban telah dikumpulkan dan akan segera diperiksa di laboratorium.

Khusnan menyebut, data pendukung yang dibutuhkan mencakup foto terakhir korban, khususnya yang memperlihatkan pakaian terakhir yang dikenakan. "Sebagian pakaian pada jenazah masih utuh, sehingga dapat menjadi pendukung identifikasi visual. Besok pagi, sampel DNA tersebut akan langsung kami kirim ke Pusdokes untuk dilakukan pemeriksaan," ucap Khusnan.

Menurut dia, tes DNA akan digunakan sebagai metode terakhir apabila data antemortem dari keluarga tidak lengkap. "Tes DNA ini adalah metode yang diakui secara internasional dan tidak terbantahkan," ujar Khusnan.

Jenazah itu merupakan korban insiden pada Senin (29/9/2025) sekitar pukul 15.00 WIB. Kala itu, para santri sedang menunaikan sholat Ashar di mushola tiga lantai yang berada di kompleks asrama putra Ponpes Al Khoziny. Bangunan tersebut runtuh dan menimpa para santri.

Tim SAR gabungan mengungkapkan penyebab ambruknya mushala diduga karena kegagalan struktur bangunan yang tidak mampu menahan beban sesuai kapasitas seharusnya. Hingga kini, total korban yang sudah dievakuasi mencapai 116 orang dengan catatan 13 korban meninggal dunia, dan puluhan lainnya masih dalam proses pencarian.

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |