Jakarta, CNBC Indonesia - PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) terus berupaya melakukan transformasi bisnis untuk meningkatkan kinerjanya. Salah satu langkah penting yang ditempuh Telkom adalah melakukan divestasi dan memangkas jumlah anak usaha dan fokus pada empat bisnis inti.
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Telkom Indonesia, Arthur Angelo Syailendra mengatakan, saat ini terdapat 60 anak perusahaan di dalam Grup Telkom. Dari jumlah tersebut, terdapat 49 perusahaan yang dikontrol langsung oleh Telkom. Di sisi lain, ada 5 anak usaha yang mana kepemilikan saham Telkom tergolong minim.
Meski jumlahnya tergolong banyak, mayoritas anak usaha Telkom dinilai memiliki kemiripan, terutama dari sisi produk yang dijual dan kliennya. Alhasil, Telkom berupaya mengurangi jumlah anak usahanya seperti melalui mekanisme merger. Harapannya, bisnis Telkom akan lebih terstruktur dan terarah, sehingga pada akhirnya konsumen tidak bingung ketika menggunakan produk dari anak usaha Telkom.
Ke depannya, Telkom berencana memangkas jumlah anak usaha dari sebelumnya 60 perusahaan menjadi hanya sekitar 20 perusahaan saja dalam dua tahun mendatang.
"Dan disini juga kita lihat banyak sekali beberapa anak perusahaan yang kliennya itu sama, dagangannya mirip gitu loh. Jadi kita mulai gabung-gabungin gitu. Misalnya perusahaan A dan B ini dua-duanya parentnya Telkom, ya udah digabungin jadi satu supaya lebih terstruktur dan lebih terarah," jelas Arthur belum lama ini, dikutip Jumat (28/11/2025).
Bagi pemegang saham, langkah ini menegaskan Telkom bukan hanya perusahaan telekomunikasi tradisional, melainkan holding infrastruktur digital dengan margin yang lebih sehat, dividen yang menarik, dan prospek valuasi yang lebih baik.
Sebagai contoh untuk memperkuat fundamental dan penataan ulang aset anak usaha, Telkom sedang melakukan pemisahan aset fiber ke InfraNexia. Dengan cara ini, aset fiber bisa lebih optimal digunakan, tidak hanya oleh Telkomsel melainkan juga pihak lain. Dengan demikian, strategi ini diharapkan akan membantu meningkatkan utilisasi dan menaikkan valuasi grup.
Pengurangan jumlah anak usaha ini pun menjadi langkah strategis bagi Telkom dalam merealisasikan transformasi digital. Dengan adanya transformasi tersebut, Telkom akan memperkuat empat lini bisnis utamanya. Di antaranya adalah business to consumers (B2C), business to business (B2B) infrastruktur, B2B Information and Communications Technology (ICT), dan bisnis internasional.
Lebih lanjut, sebagai wujud transformasi digital, Telkom juga memaksimalkan aset digital yang dimilikinya seperti satelit, fiber optic, BTS, data center, kabel bawah laut, dan menara telekomunikasi. Untuk data center, Telkom tidak hanya membangun kapasitas di dalam negeri, melainkan juga mencari mitra strategis global. Dengan begitu, data center Telkom bisa terhubung ke dalam ekosistem internasional, misalnya di Batam yang dekat dengan Singapura dan Johor.
"Permintaan dari cloud dan konten global sangat tinggi, sehingga dengan partner yang tepat, nilai data center akan naik," jelas Direktur Wholesale & International Service Telkom Indonesia Honesti Basyir.
Menanggapi langkah yang ditempuh Telkom, Analis Korea Investment & Sekuritas Indonesia (KISI) Muhammad Wafi mengatakan, strategi berupa pemangkasan anak usaha perlu dilakukan, mengingat selama ini perusahaan tersebut memiliki struktur besar dan kompleks. Divestasi dan konsolidasi anak usaha dinilai akan membuat bisnis Telkom lebih tajam, terutama ke sektor yang memiliki nilai tambah besar seperti konektivitas, data center, cloud, dan digital services yang pertumbuhannya relatif paling cepat.
"Perampingan (anak usaha) bisa memperkuat arus kas, menurunkan beban administrasi, dan membuat valuasi grup lebih mudah dibaca oleh investor," kata Wafi kepada CNBC Indonesia.
Wafi berharap Telkom bisa memastikan transparansi atas upaya pengurangan jumlah anak usahanya. Menurutnya, divestasi tersebut bukan hanya memangkas jumlah anak usaha, melainkan juga memastikan aset bisnis non-inti dialihkan atau dijual dengan valuasi yang wajar.
Dihubungi secara terpisah, Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta menambahkan, pemangkasan anak usaha oleh Telkom menjadi upaya bagi perusahaan tersebut dalam meningkatkan efisiensi bisnisnya pada masa depan. Tentunya divestasi anak usaha bakal membuat Telkom lebih fokus pada sektor telekomunikasi digital yang menjadi penopang utama kinerja emiten tersebut.
"Divestasi perlu dilakukan. Ini merupakan wujud komitmen dari Telkom dalam rangka menjalankan efisiensi bisnis agar supaya bisa bisa menjalankan bisnis secara efektif begitu ke depannya sehingga nantinya nantinya diharapkan juga kepercayaan kepada investor," tandas dia.
(dpu/dpu)
[Gambas:Video CNBC]

1 hour ago
1















































