
REPUBLIKA NETWORK, SEKITARKALTIM – PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) mendorong kemandirian masyarakat melalui program pemberdayaan yang berorientasi keberlanjutan.
Salah satu langkahnya, lewat pelatihan budidaya ikan sistem bioflok, untuk produksi perikanan yang efisien dan ramah lingkungan. Agenda ini menyasar 35 nelayan pesisir Bontang, dengan menggandeng Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Maros, Sulawesi Selatan.
Pgs VP TJSL Pupuk Kaltim Lendl Wibisana, mangatakan pelatihan ini bagian kesinambungan peran aktif perusahaan mendukung terciptanya peluang usaha alternatif yang ramah lingkungan.
Serta mengurangi ketergantungan terhadap praktik perikanan konvensional, dan memperkuat program ketahanan pangan berbasis sumber daya lokal.
Pelatihan ini juga sebagai upaya Pupuk Kaltim membuka wawasan teknologi perikanan yang lebih maju dan efisien, karena selama ini masih banyak nelayan yang bergantung penuh pada hasil tangkapan laut.
Karena itu, Pupuk Kaltim menghadirkan solusi alternatif yang tak hanya menjaga keberlanjutan ekosistem, tapi juga memberi nilai tambah ekonomi secara berkelanjutan.
"Melalui sistem bioflok, nelayan dapat membudidaya ikan dengan lebih efisien, hemat air dan pakan, serta tetap ramah lingkungan. Teknologi ini terbukti mampu menekan biaya produksi sekaligus menghasilkan ikan berkualitas,” ujar Lendl, Jumat (19/9/2025).
Pelatihan berlangsung dengan metode terpadu, para peserta tidak hanya dibekali secara teori, tapi juga diarahkan pada praktik langsung membangun dan mengelola unit bioflok.
Seluruhnya diperkenalkan berbagai komponen penting mulai dari kolam, aerator, inokulan bakteri, serta manajemen kualitas air yang menjadi kunci utama keberhasilan budidaya.
Selain itu, pelatihan juga mengupas aspek manajemen pakan dan kesehatan ikan, mencegah penyakit yang kerap muncul dalam sistem budidaya.
Bahkan hingga teknik panen efektif agar hasil berkualitas tinggi.
Termasuk aspek kewirausahaan, agar peserta tidak sekadar memahami teknis, tetapi juga mampu mengelola hasil menjadi usaha berkelanjutan yang bernilai ekonomi.
"Dari serangkaian pengetahuan yang dibekali, inovasi bioflok diharap bisa menjadi pilihan nelayan untuk meningkatkan peluang budidaya secara aplikatif, sekaligus bentuk nilai tambah bagi masyarakat pesisir,” kata Lendl.Budidaya perikanan dengan pengembangan sistem bioflok. (PKT)
Pionir Penggerak Pengembangan Bioflok
Ia mendorong para peserta pelatihan dapat menjadi pionir dan motor penggerak pengembangan bioflok di Bontang, salah satunya melalui kelompok usaha budidaya secara efisien.
Pupuk Kaltim akan terus berupaya memberi perhatian, agar potensi bioflok bisa memberikan dampak signifikan menciptakan masyarakat pesisir yang semakin tangguh dan berdaya.
"Jika pengembangan bioflok bisa kita sasar secara progresif, maka kesejahteraan nelayan dan kemandirian usaha masyarakat pun dapat dipacu dengan lebih optimal," tambah Lendl.
Lurah Bontang Kuala Muhammad Taufik, mendorong seluruh peserta dapat menyerap pengetahuan dan mengimplementasikan keterampilan pelatihan ini secara aktif ke depannya.
Ia menilai hal ini peluang menjanjikan bagi nelayan jika digarap maksimal, sehingga dapat meningkatkan penghasilan diluar sektor perikanan tangkap.
"Kami harap dengan pendampingan Pupuk Kaltim, warga Bontang Kuala yang mayoritas nelayan dapat meningkatkan peluang usaha secara berkelanjutan. Serta mampu memberikan dampak signifikan terhadap kesejahteraan," kata Taufik.
Mewakili Pemkot Bontang, Kabid Perikanan Tangkap dan Budidaya Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan Fadli, menyambut positif pengembangan bioflok bagi nelayan pesisir oleh Pupuk Kaltim.
Melihat potensi ini juga mulai disasar pihaknya, guna mendorong pemberdayaan masyarakat di sektor budidaya perikanan.
"Sejauh ini beberapa masyarakat juga mulai melirik bioflok di Bontang. Maka dengan pelatihan Pupuk Kaltim, kami optimis potensi ini bisa semakin tumbuh dan berkembang sebagai peluang baru sektor perikanan," ucap Fadli.
Namun demikian, ia juga berharap kesinambungan pendampingan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam mengoptimalkan sektor budidaya di Kota Bontang.
Salah satunya pembuatan pakan ikan secara mandiri, mengingat hal tersebut masih menjadi tantangan karena harganya yang relatif tinggi.
"Kami harap ini bisa ditindaklanjuti Pupuk Kaltim dengan pelatihan serupa, agar pakan ikan bisa diproduksi mandiri. Hal ini juga tengah kami upayakan, sehingga peluang budidaya benar-benar bisa digarap sebagai sektor yang lebih potensial," tutur Fadli.
Yan Andri