PWM Jatim Data dan Kaji Kelayakan Bangunan Pesantren Muhammadiyah

4 hours ago 1

Ketua PWM Jawa Timur Prof Sukadiono.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur akan mendata dan sekaligus mengkaji kelayakan bangunan pendidikan dan pesantren di lingkungan Muhammadiyah setempat. Menurut Ketua PWM Jawa Timur (Jatim) Prof Sukadiono, tindakan itu merupakan antisipasi usai peristiwa ambruknya bangunan Pondok Pesantren (Ponpes) al-Khoziny di Sidoarjo.

“Yang pertama, kita ingin inventarisasi berapa jumlah pondok dan sekolah Muhammadiyah. Selanjutnya, akan ada investigasi terkait kelayakan bangunan, apakah sudah sesuai standar dan layak untuk dihuni,” ujar Prof Sukadiono di Surabaya, Jatim, Sabtu (4/10/2025).

Pihaknya akan melibatkan perguruan tinggi Muhammadiyah, khususnya yang memiliki program studi arsitektur dan teknik sipil. Mereka akan menjadi bagian dari tim ahli untuk mendata dan mengkaji kelayakan bangunan pondok-pondok pesantren Muhammadiyah di Jatim.

Selain itu, lanjut Sukadiono, PWM Jatim bekerja sama dengan majelis serta lembaga terkait, termasuk Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) dan Lembaga Pengembangan Pesantren Muhammadiyah.

“Bangunan pendidikan harus memperhitungkan banyak aspek, apalagi Jawa Timur termasuk daerah rawan gempa. Oleh karena itu perlu penghitungan matang dari para ahli, mulai dari kekuatan fondasi hingga struktur bangunannya,” tambahnya.

PWM Jatim mencatat ada delapan perguruan tinggi Muhammadiyah di wilayah ini yang memiliki program studi arsitektur dan teknik sipil. Dosen-dosen dari kampus tersebut akan dikerahkan untuk melakukan verifikasi dan sekaligus memberikan rekomendasi perbaikan bangunan.

Menurut Sukadiono, upaya tersebut tidak hanya bertujuan memastikan keamanan fisik bangunan, tetapi juga menjadi bagian dari tanggung jawab moral Muhammadiyah dalam melindungi keselamatan peserta didik, guru, dan santri. Ia menegaskan, Persyarikatan memiliki komitmen kuat terhadap standar keselamatan dan tata kelola pendidikan yang baik.

“Sekolah dan pesantren bukan hanya tempat menuntut ilmu, tetapi juga rumah kedua bagi para santri. Oleh karena itu keselamatan dan kenyamanan mereka menjadi prioritas,” ujarnya.

sumber : Antara

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |