HUT ke-80 TNI, Menhan Ingatkan Prajurit: Jangan Sekali-kali Menyakiti Hati Rakyat!

4 hours ago 1

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tentara Nasional lndonesia (TNI) akan merayakan hari jadinya yang ke-80 pada Ahad (5/10/2025). Peringatan HUT ke-80 TNI itu dinilai harus menjadi pengingat untuk para prajurit untuk menjunjung tinggi kehormatan di atas segala-galanya.

Menteri Pertahanan (Menhan) Sjafrie Sjamsoedin mengatakan, seluruh prajurit TNI harus terus memperkokoh loyalitas kepada misi negara. Ia juga mengingatkan kepada para prajurit untuk tetap menjaga disiplin keprajuritan dan menjunjung tinggi kehormatan prajurit di atas segala-galanya.

Ia menegaskan, TNI dilahirkan oleh rakyat dan mengabdi kepada rakyat, serta akan kembali kepada rakyat. Untuk itu, segenap prajurit tentara nasional Indonesia agar senantiasa hadir dan ikut serta aktif mengatasi kesulitan rakyat di sekitarnya.

"Dan jangan sekali-kali menyakiti hati rakyat," kata dia melalui keterangan tertulis yang diterima Republika, Sabtu (4/10/2025).

Menurut dia, seluruh prajurit harus selalu ingat kepada jati diri TNI. Ia menyebutkan, jati diri TNI adalah sebagai tentara rakyat, tentara pejuang, tentara nasional, dan tentara profesional.

Sjafrie menilai, perjalanan 80 tahun TNI sebagai alat pertahanan negara tidak lepas dari nilai-nilai semangat perjuangan generasi 1945. Ia mengatakan, hal itu selalu menjadi motivasi pengabdian bagi para prajurit TNI.

Ia menjelaskan, saat ini Kementerian Pertahanan (Kemenhan) terus berupaya untuk memperkuat pembangunan kekuatan pertahanan. Hal itu dilakukan untuk berbagai tantangan pertahanan nasional.

"Kemenhan terus menata kebijakan dan strategi pertahanan nasional untuk memperkuat daya tangkal bangsa dengan membangun komponen cadangan di seluruh wilayah Indonesia, guna memperkuat komponen utama TNI," kata dia.

Tak hanya itu, Sjafrie menyatakan, pihaknya juga terus memperkuat kemandirian industri pertahanan nasional. Hal itu tidak lain untuk menopang kebutuhan TNI dalam menjalankan tugasnya.

"Penyelenggaraan pertahanan negara dilaksanakan secara semesta, dengan melibatkan seluruh elemen bangsa, dengan strategi pertahanan Indonesia yang bersifat defensif aktif. Tanpa memiliki ambisi ofensif terhadap negara lain, kecuali menjaga wilayah teritorial dan melindungi selamatan bangsa Indonesia," ujar dia.

Ia menambahkan, kebijakan pertahanan Indonesia juga diarahkan untuk meningkatkan kewaspadaan nasional terhadap upaya disintegrasi bangsa. Di sisi lain, pihaknya juga terus memperluas kerja sama internasional melalui partisipasi aktif dalam operasi kemanusiaan dan misi perdamaian di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |