Untuk Pertama Kalinya, Yahudi Mencalonkan Diri Jadi Anggota Dewan Rakyat Suriah

4 hours ago 2

REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS— Henry Hamra, seorang warga Amerika keturunan Suriah, putra dari rabi terakhir yang meninggalkan Suriah pada 1990-an, mencalonkan diri sebagai anggota Dewan Rakyat.

Hamra menjadi kandidat pertama dari komunitas Yahudi dalam kurun waktu hampir 70 tahun.

Otoritas transisi di Damaskus sedang mempersiapkan pembentukan parlemen pertama pada Ahad (5/10/2025) ini, dikutip Aljazeera. 

Pencalonan Hamra merupakan langkah bersejarah bagi komunitas Yahudi, yang jumlahnya secara bertahap berkurang sejak dimulainya konflik Arab-Israel dan migrasi yang terjadi secara beruntun.

Pada Februari, Hamra, 47 tahun, mengunjungi Damaskus bersama ayahnya dalam kunjungan publik pertama oleh warga Yahudi Suriah sejak penggulingan Presiden Bashar al-Assad yang digulingkan.

Sang ayah, Hafez al-Assad, telah memberlakukan pembatasan ketat terhadap pergerakan dan perjalanan orang Yahudi hingga awal tahun 1990-an.

Pada Jumat, selebaran pemilu yang memuat foto Hamra dengan bendera Suriah di belakangnya dan tulisan "Kandidat Damaskus untuk Majelis Rakyat Suriah" terlihat di kawasan Yahudi Damaskus, selain tulisan "Kandidat Damaskus untuk Majelis Rakyat Suriah".

"Henry Hamra adalah kandidat resmi, dan telah mengumumkan program pemilihannya seperti kandidat lainnya," ujar juru bicara HEC, Nawar Najma.

Nama Hamra muncul dalam daftar 1.578 kandidat, termasuk 14 persen perempuan, untuk memperebutkan 210 kursi di dewan tersebut.

Presiden Ahmad al-Sharaa menunjuk sepertiga dari anggota dewan, sementara badan-badan regional memilih anggota lainnya sesuai dengan mekanisme yang ditetapkan dalam deklarasi konstitusional.

Di akun Xbox yang baru dibuatnya, Hamra mengunggah sebuah video. Dia mengatakan dirinya menantikan "Suriah yang makmur, toleran, dan adil".

Hamra berjanji untuk bekerja menghubungkan orang-orang Yahudi Suriah di dalam dan luar negeri dengan tanah air mereka, melindungi warisan budaya dan identitas, termasuk agama Yahudi, dan berkontribusi pada upaya rekonstruksi.

Menurut sejarawan Suriah, Sami Moubayed, wakil Yahudi terakhir yang masuk ke dalam Majelis Rakyat terpilih pada 1947.

"Kembalinya warga Yahudi Suriah ke parlemen adalah hal yang positif, terutama mengingat pemerintahan baru," kata Bukhor Shamantoub, yang saat ini menjabat sebagai kepala komunitas Yahudi di Suriah.

Kehadiran Yahudi di Suriah tetap menjadi bagian dari tatanan sosial selama beberapa dekade, menikmati kebebasan untuk mempraktikkan ritual keagamaan mereka dan hubungan persahabatan dengan lingkungan sekitar.

Namun perang Arab-Israel berdampak negatif terhadap situasi mereka, dan jumlah mereka menurun secara signifikan setelah Perang 1967, hingga mencapai beberapa keluarga yang tersisa saat ini. 

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |