Pengungsi Palestina berjalan melewati bangunan yang hancur saat mereka kembali ke rumah mereka di Khan Younis, Jalur Gaza selatan, Jumat, 10 Oktober 2025.
REPUBLIKA.CO.ID,JENEWA — Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menegaskan pentingnya melanjutkan evakuasi medis dari Jalur Gaza ke Tepi Barat, termasuk Yerusalem Timur.
Selain itu, WHO mendesak agar semua pintu perlintasan yang ditutup Israel dibuka lagi untuk memfasilitasi pengiriman bantuan kemanusiaan, kata juru bicara WHO Christian Lindmeier pada Jumat (10/10/2025).
WHO juga menekankan perlunya pendanaan yang fleksibel agar upaya pemulihan di Jalur Gaza bisa segera dilakukan. Sebelumnya, Dana Anak-Anak PBB (UNICEF) juga mendesak agar semua gerbang perbatasan ke Gaza dibuka agar bantuan makanan bisa masuk tanpa hambatan ke wilayah yang hancur itu.
Mereka juga memperingatkan bahwa angka kematian anak-anak di wilayah itu bisa melonjak karena sistem kekebalan tubuh mereka yang sangat lemah. Sedikitnya 50.000 anak di Gaza berpotensi besar mengalami kekurangan gizi akut dan membutuhkan perawatan segera, kata UNICEF.
Sikap Eropa
Kelompok negara E3 (Inggris, Prancis, dan Jerman) menyatakan kesiapan mereka membantu proses penyelesaian selanjutnya atas konflik di Jalur Gaza setelah tercapainya gencatan senjata antara Israel dan kelompok perlawanan Palestina, Hamas.
"Kami menyambut baik kesepakatan gencatan senjata di Timur Tengah, rencana pembebasan para sandera, serta dimulainya kembali bantuan kemanusiaan bagi penduduk sipil di Gaza," demikian bunyi pernyataan bersama yang dirilis kantor Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer, seperti dilaporkan RIA Novosti pada Sabtu.
Ketiga negara itu menekankan bahwa yang terpenting sekarang adalah agar pihak-pihak yang terlibat melaksanakan kewajiban mereka sepenuhnya tanpa penundaan.
sumber : Antara