REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Suasana riuh mewarnai GOR Taman Cirebon Power di Desa Kanci Kulon, Kecamatan Astanajapura, Kabupaten Cirebon, Sabtu (27/9/2025). Ratusan anak-anak terlihat berjajar menghadap lapangan, sembari memberikan yel-yel semangat kepada rekan-rekannya.
Keramaian tersebut karena adanya perlombaan permainan tradisional, yang diikuti oleh ratusan siswa Sekolah Dasar (SD) di Kecamatan Astanajapura. Kegiatan yang diselenggatakan oleh Kelompok Kerja Guru Olahraga (KKGO) Kecamatan Astanajapura itu, memperlombakan tiga cabang permainan tradisional. Yaitu, gobak sodor, balap bakiak dan estafet balok.
Ketua pelaksana kegiatan, Ahmad Saikhu, mengatakan, kegiatan perlombaan permainan tradisional itu diikuti oleh 23 sekolah di Astanajapura. Adapun pesertanya mencapai 500 lebih. Ia melihat respon dari sekolah-sekolah sangat positif. Hal itu dilihat dari banyaknya jumlah peserta yang terlibat dalam perlombaan tersebut. “Yang terlibat ada 23 sekolah, pesertanya 500 orang lebih,” ujar Saikhu.
Selain untuk memperingati Hari Olahraga Nasional (Haornas), Saikhu mengatakan, diadakannya kegiatan perlombaan permainan tradisional itu juga untuk mengenalkan permainan tradisional kepada anak-anak.
Dengan mengenal permainan tradisional, maka bisa membuat anak-anak mengurangi bermain handphone dan beralih dengan permainan secara fisik. Permainan tradisional pun akan menimbulkan jaminan komunikasi antarteman dan guru. “Ini juga sebagai salah satu upaya meminimalisir penggunaan HP bagi anak-anak,” kata Saikhu.
Plt Camat Astanajapura, Deni Syafrudin menyambut baik adanya kegiatan itu. Pasalnya, dengan perkembangan teknologi yang ada saat ini, banyak anak-anak yang memilih lebih bermain dengan handphone, dibandingkan permainan tradisional.
Ia berharap, pasca digelarnya perlombaan permainan tradisional ini, anak-anak bisa kembali bermain permainan tradisonal. “Kami mendukung kegiatan ini dilaksanakan secara rutin, agar bisa menggugah anak-anak untuk kembali memainkan permainan tradisional,” kata Deni.
Dukungan juga diberikan anggota Komisi IV DPRD Kabupaten Cirebon, Frisma Elsa Tamara. Ia mengaku prihatin dengan tersingkirnya permainan tradisional di mata anak-anak. Saat ini, anak-anak lebih banyak memilih bermain game di handphone dibandingkan permainan tradisional. Akibatnya, permainan tradisional hampir hilang dalam dunia anak-anak. “Jangan sampai permainan tradisional ini hilang dalam dunia anak-anak,” kata Frisma.