REPUBLIKA.CO.ID, TUBAN -- PT PLN (Persero) mempercepat pemanfaatan energi bersih dengan mengolah limbah pertanian menjadi sumber listrik. Melalui program co-firing biomassa di PLTU Tanjung Awar-Awar, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, limbah jagung yang selama ini dibakar kini diserap untuk dijadikan bahan bakar alternatif.
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo menegaskan langkah ini bukan sekadar menyediakan listrik, melainkan bagian dari strategi swasembada energi yang melibatkan masyarakat. Ia menyebut program ini sejalan dengan agenda pemerintah dalam menciptakan energi bersih, lapangan kerja, serta menjaga kelestarian lingkungan.
Sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto, kata Darmawan, PLN kini memikul tanggung jawab lebih luas. Hal ini berbeda dengan keadaan dahulu.
“Dulu PLN hanya bertugas menyediakan listrik, tetapi kini tugas PLN adalah menyediakan energi yang bersih dan affordable untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, menciptakan lapangan kerja, mengentaskan kemiskinan, sekaligus pada saat yang sama juga menjaga kelestarian lingkungan,” ujarnya, dikutip Sabtu (4/10/2025).
Sejalan dengan itu, Direktur Utama PLN Nusantara Power, Ruly Firmansyah, menyatakan program co-firing biomassa di Tuban membuktikan transisi energi dapat berjalan beriringan dengan peningkatan kesejahteraan petani. Menurutnya, pengelolaan limbah jagung menjadi bahan bakar listrik menciptakan nilai tambah di tingkat desa.
“Pemanfaatan limbah jagung menjadi biomassa co-firing di PLTU Tanjung Awar-Awar adalah bukti bahwa transisi energi dapat berjalan seiring dengan pemberdayaan ekonomi masyarakat. Kami tidak hanya menekan emisi karbon, tetapi juga menciptakan nilai tambah bagi petani lokal yang selama ini kesulitan mengelola limbah pertaniannya,” kata Ruly.
Di tingkat lapangan, petani di Desa Beji, Kecamatan Jenu, mulai merasakan dampak langsung dari program ini. Bonggol dan jerami jagung yang semula tak bernilai kini bisa dijual melalui koperasi untuk diolah menjadi biomassa.
Muzamil, salah seorang petani dari Kelompok Tani Sido Makmur, mengungkapkan bahwa hasil penjualan limbah jagung menambah pendapatan keluarga. “Saat ini limbah jagung dibeli PLTU jadi menghasilkan tambahan rupiah. Semua kelompok Sido Makmur berterima kasih kepada Bapak Ibu dari PLTU Tanjung Awar-awar yang telah mengusahakan program ini,” ujarnya.
Petani lain, Roni, menuturkan manfaat serupa. Ia menyebut program ini bukan hanya menambah penghasilan, tetapi juga membawa perubahan dalam praktik pertanian berkelanjutan. Dengan adanya dukungan infrastruktur seperti sumur sibel, proses pengairan sawah lebih mudah dan hemat biaya.
Dikutip dari keterangan resmi, program ini dijalankan oleh PLN NP melalui Unit Pembangkitan Tanjung Awar-Awar dalam kerangka tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) bertajuk Pengembangan Agrikultur Terpadu Desa Sinergi Energi (Si Pandu & Desi). Dukungan tersebut mencakup penyediaan mesin hammer mill berkapasitas minimal 8 ton per hari, yang telah diuji coba pada 20 September lalu.
Ketua Koperasi Energi Cakrawala Nusantara (ECN), Bang Am, menjelaskan keberadaan mesin ini membuat petani tidak lagi membakar sisa panen. Limbah dapat ditampung koperasi untuk diolah langsung menjadi biomassa dan disalurkan ke PLTU.
Kabupaten Tuban sendiri merupakan salah satu sentra jagung nasional dengan produksi lebih dari 760 ribu ton per tahun. Produksi dalam jumlah besar ini turut menghasilkan limbah pertanian yang sebelumnya tidak bernilai, namun kini berkontribusi pada pasokan energi bersih dan tambahan pendapatan petani.