REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) kembali menguatkan posisinya sebagai Kampus Islam Terbaik nasional se-Indonesia. Capaian ini dibuktikan dari hasil pemeringkatan Times Higher Education (THE) World University Rankings 2026 atau THE WUR 2026.
Dengan poin keseluruhan 27.3-32.0, UMS memposisikan diri pada peringkat dunia 1201-1500 dan menjadi Kampus Islam Terbaik pertama se-Indonesia. Kemudian UMS juga menjadi kampus swasta terbaik se-Indonesia bersama dengan Binus University.
Tidak hanya itu, perolehan poin tersebut juga membersamai sebagai kampus terbaik ketiga dengan perguruan tinggi negeri lainnya seperti Universitas Gadjah Mada, Insitut Teknologi Bandung, Universitas Airlangga, dan beberapa kampus lainnya.
Dengan capaian tersebut, Wakil Rektor V UMS Prof Supriyono, PhD mengungkapkan rasa syukurnya.
"UMS tahun ini dalam THE WUR masih menempati posisi yang sama baik secara global kita masih di posisi 1200+, dan dari sisi perguruan tinggi swasta kita masih terbaik di Indonesia," ungkap Supriyono, Jumat (10/10/2025).
Lima indikator yang digunakan untuk pemeringkatan THE WUR adalah Teaching, Research Environment, Research Quality, Industry, dan International Outlook. UMS kembali unggul dengan Research Quality dengan skor 60.5 Dengan skor ini, UMS menjadi kampus dengan kualitas riset paling unggul se-Indonesia.
"Quality research kita itu jauh di atas rata-rata perguruan tinggi di Indonesia," tegas Supriyono.
Ia mengaku terdapat strategi khusus untuk mencapainya, karena riset bukanlah hal yang instan dan bisa dicapai dalam waktu singkat. Baginya, riset yang berdampak itu adalah pelan tapi pasti.
"Ini disumbang oleh periset-periset UMS yang memang sudah fokus pada bidang tertentu dan sudah berjalan lama. Sehingga memberikan dampak sitasi yang cukup banyak," ungkap Wakil Rektor V UMS itu.
Unggulnya kualitas riset UMS merupakan perjalanan panjang yang memang sudah direncanakan. Dalam rencana strategis, publikasi-publikasi periset di UMS harus masuk di jurnal-jurnal dengan dampak sitasi yang cukup bagus.
Supriyono menyampaikan, masih ada ruang-ruang perbaikan seperti pada kualitas pembelajaran. Dia menggarisbawahi perlu memperhatikan rasio dosen dan mahasiswa. Kemudian untuk research environment, perbaikan yang dilakukan UMS adalah menumbuhkan pusat-pusat riset sehingga akan memberikan lingkungan riset yang bagus.
Di samping itu, masih perlu adanya dukungan pendanaan kepada pusat riset tersebut untuk membangun kapasitas dan model. "Ini perlu kita buat strategi sedemikian sehingga pendanaan-pendanaan itu bisa mandiri," tambahnya.
Ia meyakini dengan capaian ini masih perlu untuk ditingkatkan meskipun kualitas riset UMS sudah unggul.
"Indikator-indikator yang lain itu masih banyak ruang untuk bisa kita perbaiki. Dan tentunya kita berharap untuk ke depannya kita akan meningkatkan posisi UMS di tingkat dunia," katanya.