REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Para dokter terus memperbarui ilmu, pengetahuan dan keahliannya karena teknologi kedokteran terus berkembang. Kondisi itu juga terjadi di lingkungan Spesialis Dermatologi, Venereologi dan Estetika.
"Banyak inovasi di bidang dermatologi, venereologi dan estetika. Di lapangan, tidak sedikit tenaga kesehatan yang bingung dengan diagnosis dan manjemennya saat harus berhadapan dengan keluhan kulit," ujar Praktisi Kesehatan dari Universitas Padjadjaran (Unpad), dr Laila Tsaqilah Sp DVE, Sabtu (11/10/2025).
Kondisi itulah yang membuat Departemen Dermatologi, Venereologi dan Estetik, Fakultas Kedokteran (FK) Unpad bekerja sama dengan Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (Perdoski) Bandung menggelar Derm Notes 2.0. Acara yang digelar di Hotel El Royale Bandung selama 2 hari, 11-12 Oktober tersebut, bentuknya simposium dan dry workshop.
Laila yang juga menjadi ketua panitia gelaran ini menambahkan, saat ini banyak temuan baru dalam bidang dermatologi, venereologi dan estetika. Selain itu, banyak terapi baru dan penegakan diagnosis pada infeksi venereologi terbaru yang belum diketahui dokter spesialis, dokter umum dan mahasiswa kedokteran.
Inovasi terbaru, kata dia, banyak terjadi pada bidang estetika. Sementara perkembangan penyakit dan terapinya juga terus ada pada bidang dermatologi, khususnya penyakit kulit yang disebabkan infeksi, peradangan, imunitas, penyakit genetik, juga gangguan kulit pada anak dan usia lanjut.
"Perkembangan juga terjadi pada kajian venereologi, untuk penyakit kelamin yang disebabkan infeksi seksual menular dan non seksual," katanya.
Melalui Derm Notes 2.0, kata dia, pihaknya ingin menyampaikan perkembangan terkini bidang ini pada tenaga kesehatan dan mahasiswa. Dengan tema Diagnosis and Management in Dermatology, pertemuan akan membahas 14 topik menarik
Pertemuan menghadirkan 43 pembicara dalam negeri dan internasional. Mereka terdiri dari 40 pakar kesehatan kulit dari dalam negeri dan 4 pakar dari Roterdam, Belanda. "Dari gelaran ini, kita bisa berbagi pengalamn dan ilmu dari para ahlinya langsung. Mereka berbagi secara praktis dan tentu saja aplikatif," papar Laila.
Para peserta, kata dia, bisa belajar langsung studi kasus secara interaktif, yang seru dan menantang. Kehadiran langsung mereka juga bisa menambah jaringan sesama sejawat.
"Kegiatan ini merupakan car kami untuk meningkatkan kompetensi bersama. Sambutan besar kami dapat, karena sebanyak 397 peserta mengikuti kegiatan ini. Mereka tidak hanya datang dari Jawa Barat, tapi juga dari Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Bali, bahkan dari Papua," kata Laila.