Kick Off Hari Santri 2025, NU Tegaskan Komitmen Bangun Kemandirian Umat

3 hours ago 1

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) melalui sejumlah lembaga serta badan otonom (Banom) menggelar Kick Off Hari Santri 2025 di Gedung PBNU, Jakarta, Jumat (10/10/2025).

Kegiatan ini menandai rangkaian peringatan Hari Santri 2025 yang rutin diperingati sebagai wujud syukur atas peran santri dalam sejarah bangsa.

Direktur Eksekutif NU Care-Lazisnu PBNU, Riri Khariroh, menyampaikan bahwa peringatan Hari Santri 2025 akan diramaikan dengan program sosial dan kemanusiaan bertajuk ‘Santri Mandiri, Merawat Negeri’. Tujuan untuk menumbuhkan semangat kemandirian para santri di berbagai aspek kehidupan.

“Kami dari Lazisnu sudah menyiapkan beberapa kegiatan yang relevan. Tagline Santri Mandiri, Merawat Negeri akan digunakan secara nasional, dari PBNU hingga ke daerah,” ujarnya.

Riri menjelaskan bahwa kemandirian yang dimaksud tidak hanya terbatas pada aspek finansial, tetapi juga mencakup kemandirian dalam menuntut ilmu, bersikap, dan berpikir.

Program-program Hari Santri 2025 akan dilaksanakan melalui lima pilar utama NU Care, yaitu NU Care Cerdas (pendidikan), NU Care Berdaya (ekonomi), NU Care Sehat (kesehatan), NU Care Damai (dakwah dan kemanusiaan), NU Care Hijau (lingkungan).

Riri mengatakan dalam pilar NU Care Cerdas kegiatan yang akan dilaksanakan mencakup pelatihan jurnalistik santri, beasiswa bagi santri, guru ngaji, mahasiswa dari keluarga tidak mampu, serta penghafal Alquran.

Selain itu, NU Care-Lazisnu juga akan menggelar pelatihan literasi keuangan syariah bekerja sama dengan lembaga mitra, yang menyasar ibu rumah tangga dan generasi muda.

“Kami ingin memberdayakan ibu-ibu agar tidak mudah tergoda oleh pinjaman online. Di situlah kami coba lakukan intervensi,” ujar Riri.

Adapun NU Care Berdaya dilakukan untuk mendorong kemandirian ekonomi dengan memberikan mentoring kepada pelaku UMKM, bantuan gerobak, serta modal usaha.

“Kami fokus ke pedagang-pedagang perempuan, yang kami sebut sebagai perempuan pejuang nafkah keluarga,” jelasnya.

Berikutnya NU Care Sehat, NU Care-Lazisnu akan bekerja sama dengan mitra melakukan pemeriksaan mata bagi santri di pesantren serta layanan kesehatan gratis seperti general check-up.

Pada pilar lingkungan, Lazisnu berkolaborasi dengan Bank Sampah NU dan LPBI NU dalam pelatihan manajemen sampah di masjid-masjid.

Program Lingkungan ini juga mencakup penanaman pohon produktif seperti mangga, matoa, dan singkong, dengan fokus wilayah di Banten dan Jawa Barat. “Rencananya, akan dibuat masjid hijau dengan penanaman pohon yang berbuah,” ujar Riri.

Sementara dalam pilar NU Care Damai mencakup santunan untuk santri yatim, guru honorer, pembagian Alquran, serta perlengkapan ibadah bagi santri dan guru ngaji.

Riri menegaskan bahwa seluruh program ini dilaksanakan secara kolaboratif dengan lembaga dan badan otonom (Banom) NU lainnya.

“Misalnya, beasiswa dilakukan bersama LP Ma’arif, literasi keuangan bersama IPPNU dan Fatayat NU, dan layanan kesehatan dengan LKNU,” jelasnya.

Ia berharap program Hari Santri 2025 yang digagas NU Care-LAZISNU ini benar-benar memberikan manfaat luas, tidak hanya bagi para santri tetapi juga masyarakat umum.

“Mudah-mudahan Hari Santri ini bisa meriah dan betul-betul memberikan dampak positif, tidak hanya bagi santri tapi juga bagi masyarakat secara umum,” pungkas Riri.

Sementara itu Ketua Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) PBNU, KH Hodri Ariev, menambahkan bahwa momentum Hari Santri tahun ini tepat untuk mengenang Resolusi Jihad serta merenungkan musibah di Al-Khoziny dan kondisi di Gaza, Palestina.

“Di tengah musibah, kita harus merawat semangat jihad dan perjuangan para kiai, ulama, dan santri. Ini juga saatnya muhasabah akhlak kesantrian untuk menjaga persaudaraan, menumbuhkan empati, serta meneladani keikhlasan,” jelas Kiai Hodri.

Saat memberikan sambutan, Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf, menegaskan bahwa menjadi santri adalah perjuangan utuh yang menggabungkan tiga elemen utama: thalabul ‘ilm (menuntut ilmu), tazkiyatun nafs (penyucian jiwa), dan jihad fisabilillah (perjuangan di jalan Allah).

“Santri belajar tidak hanya mengisi akal dan sejarah, tetapi juga menjalani riyadlah untuk membersihkan jiwa. Puncak perjuangan santri adalah jihad fi sabilillah sebagai pengabdian kepada Allah,” ujar Gus Yahya.

Gus Yahya mengatakan Tema Hari Santri 2025, ‘Mengawal Indonesia Merdeka menuju Peradaban Mulia’. Tema ini mengacu pada Resolusi Jihad yang diumumkan NU pada 22 Oktober 1945.

Resolusi ini merupakan seruan untuk menolak penjajah yang berusaha kembali ke Tanah Air demi mempertahankan kemerdekaan yang sudah diproklamasikan pada 17 Agustus 1945.

Kick Off peringatan Hari Santri 2025 juga diwarnai dengan doa bersama yang berlangsung khidmat. Doa dipanjatkan termasuk untuk para korban musibah runtuhnya bangunan mushala di Pondok Pesantren Al-Khoziny di Sidoarjo, Jawa Timur, keselamatan santri dan pesantren di seluruh Indonesia. Tak ketinggalan doa juga untuk warga di Palestina yang tengah menghadapi ujian kemanusiaan selama dua tahun terakhir. 

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |