REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Universitas 'Aisyiyah (Unisa) Yogyakarta secara resmi membuka Unisa Festival 2025, sebuah perhelatan tahunan yang kali ini mengusung tema 'Culture, Green, and Healthy'. Acara yang berlangsung selama dua hari ini digelar untuk merefleksikan semangat dalam melestarikan budaya, menjaga kelestarian lingkungan, dan meningkatkan kesadaran akan kesehatan di kalangan sivitas akademika dan masyarakat luas.
Rektor Unisa Yogyakarta, Warsiti, menyampaikan bahwa kegiatan ini lebih dari sekadar perayaan milad universitas, melainkan cermin dari semangat Unisa untuk terus aktif dalam berbagai aspek kehidupan.
"Tema 'Culture, Green, and Healthy' adalah bentuk cerminan semangat kita untuk terus menjaga kelestarian lingkungan, semangat untuk menjaga kelestarian budaya, sekaligus semangat untuk terus menguatkan dan meningkatkan kesehatan," ujar Warsiti dalam sambutannya, Sabtu (11/10/2025).
Menurutnya, tema tersebut mencerminkan harapan besar agar Unisa sebagai institusi pendidikan dapat terus berperan aktif dalam isu-isu lingkungan, pelestarian budaya, dan promosi gaya hidup sehat. "Harapannya, kampus ini akan terus terlibat aktif dalam peran-peran kegiatan untuk penyelamatan lingkungan, menjaga kelestarian budaya, dan menjadi spirit bagi para sivitas untuk bisa hidup sehat, baik secara fisik maupun mental," ujarnya.
Festival Unisa 2025 ini dimeriahkan dengan serangkaian kegiatan yang melibatkan seluruh civitas akademika Universitas 'Aisyiyah Yogyakarta dan terbuka untuk masyarakat umum. Di antaranya, Festival Budaya Nasional dan Internasional yang diikuti oleh mahasiswa, dosen, serta seluruh program studi untuk memamerkan kreativitas dan keberagaman budaya. Selain itu, ada Pop-up Market yang diisi oleh kelompok binaan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Unisa, menawarkan berbagai produk kreatif dan kuliner.
Acara ini juga menampilkan hiburan dari Himpunan Disabilitas Binaan Muhammadiyah (Hidimu) Bantul dan Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri 1 Bantul. Pembukaan Unisa Festival 2025 ditandai dengan prosesi seremonial unik, yaitu membunyikan mainan tradisional "otok-otok" secara bersama-sama oleh Rektor didampingi jajaran pimpinan universitas, dipilih sebagai simbol pelestarian budaya tradisional.
Sebagai bagian dari kampanye 'Green', acara pembukaan juga menampilkan penanaman 58 pohon secara simbolis di lingkungan kampus, di mana jumlah tersebut memiliki makna khusus sebagai langkah awal untuk memperluas area hijau dan mendukung kelestarian lingkungan. Pada hari kedua, festival dilanjutkan dengan Charity Fun Run, senam Zumba massal, serta pemeriksaan kesehatan gratis yang mencakup aspek fisik dan psikologis, disertai kegiatan donor darah untuk mempromosikan gaya hidup sehat.
Rektor secara khusus mengajak seluruh mahasiswa dan dosen untuk berpartisipasi aktif. "Kami mengajak seluruh sivitas Unisa, terutama mahasiswa, tidak boleh ada yang tinggal di kos atau di rumah. Hari ini kita rayakan semua, kita meriahkan kegiatan ini," katanya.
Di samping rangkaian perayaan Festival Unisa 2025, momentum ini juga dimanfaatkan untuk meluncurkan Kick-off Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) tahun ajaran 2026/2027. Acara peluncuran yang digelar di Gedung Convention Hall Walidah Dahlan tersebut mengundang seluruh mitra sekolah, khususnya SMA/sederajat dari seluruh DIY dan sekitarnya, termasuk sekolah-sekolah Muhammadiyah dan Persyarikatan.
Unisa Yogyakarta menargetkan penerimaan 3.000 mahasiswa baru pada tahun ajaran tersebut, meningkat dari capaian 2.500 mahasiswa pada periode sebelumnya.
"Peluncuran PMB yang lebih awal ini menjadi bagian dari strategi kami untuk mencapai target tersebut," ujar Warsiti.
Rektor juga menegaskan komitmen Unisa untuk memberikan akses pendidikan yang luas, dengan menyiapkan berbagai skema beasiswa bagi calon mahasiswa berpotensi yang memiliki keterbatasan ekonomi. "Kami terus memberikan kesempatan kepada anak-anak SMA yang punya potensi akademik namun belum beruntung dari sisi ekonomi, agar mereka bisa belajar di Unisa melalui berbagai skema beasiswa yang sudah kami siapkan," katanya.