REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dana darurat anak muda masih minim, padahal kebutuhan mendadak bisa muncul kapan saja di tengah biaya hidup yang terus naik. OCBC Financial Fitness Index 2025 mencatat hanya sebagian kecil generasi muda yang sudah menyiapkan bantalan keuangan.
“Berdasarkan data OCBC Financial Fitness Index 2025, hanya 19 persen generasi muda yang sudah mempersiapkan dana darurat untuk keadaan mendesak, seperti misalnya kehilangan pekerjaan. Delapan puluh satu persennya siap-siap scroll cari lowongan kerja kanan-kiri,” tulis OCBC dalam keterangan tertulisnya, Jumat (28/11/2025).
Angka 19 persen itu menunjukkan mayoritas anak muda masih hidup dari gaji ke gaji tanpa perlindungan ketika krisis datang. Situasi ini membuat mereka rawan goyah saat kehilangan pekerjaan atau menghadapi pengeluaran tak terduga.
Temuan OCBC juga memperlihatkan generasi sandwich relatif lebih disiplin dalam mempersiapkan masa depan finansial. Sebanyak 29 persen kelompok ini tercatat sudah mulai menyiapkan dana pensiun secara bertahap.
Di sisi investasi, kepemilikan instrumen investasi naik dari 2 persen pada 2024 menjadi 4 persen pada 2025. Namun kenaikan itu masih tipis sehingga perubahan perilaku investasi belum terasa luas. Minat investasi emas ikut tumbuh dari 2 persen menjadi 6 persen pada 2025. OCBC mengingatkan tren ini positif, tetapi sebagian anak muda membeli emas karena dorongan FOMO.
OCBC menegaskan manajemen finansial sejak muda bukan lagi pilihan, melainkan kewajiban untuk mengurangi risiko di masa depan. Karena itu, langkah perbaikan dapat dimulai dari kebiasaan kecil yang konsisten.
1. Tetapkan target finansial sederhana agar realistis dan tidak terasa berat.
OCBC mencontohkan target kecil seperti membeli emas mulai dari Rp 10 ribu atau menyiapkan dana darurat minimal Rp 3 juta dalam tiga bulan.
2. Biasakan mencatat pengeluaran kecil yang sering tidak terasa tetapi menumpuk besar.
Pos belanja harian seperti kopi, ojek, atau camilan perlu dipantau agar pola konsumsi lebih terkendali.
3. Pilih instrumen investasi sesuai profil risiko, bukan sekadar ikut tren.
OCBC menyarankan anak muda mengenali toleransi risikonya lebih dulu, kemudian berinvestasi bertahap sesuai kemampuan.
Tiga langkah ini dinilai relevan bagi anak muda yang pendapatannya belum stabil, sementara kebutuhan hidup terus bertambah. Dengan kebiasaan yang terukur, keamanan keuangan dapat dibangun pelan-pelan tanpa menunggu mapan terlebih dahulu.

1 hour ago
1










































