Danantara Jamin Penempatan Investasi Dilakukan Secara Matang

1 hour ago 1

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Managing Director Treasury Danantara Indonesia, Ali Setiawan, mengatakan strategi penentuan tujuan investasi Danantara didasari prinsip kehati-hatian (prudent) dengan fondasi sumber daya manusia berpengalaman serta tata kelola yang kuat. Ali menyebut divisi treasury memimpin orkestrasi pendanaan, namun keputusan arah investasi dijalankan dengan standar profesional yang ketat agar setiap injeksi modal maupun penempatan dana memiliki dasar kebijakan, proses asesmen, hingga mitigasi risiko yang jelas.

“Prinsipnya, kita melihat dari teman-teman yang sudah bergabung dengan Danantara, mereka semua profesional yang dulunya bekerja 10 tahun, 20 tahun, 30 tahun di institusi yang kredensialnya bagus,” ujar Ali saat media briefing di Wisma Danantara, Jumat (28/11/2025).

Ali menekankan arah tujuan investasi tidak ditetapkan secara oportunistik semata, tetapi bersandar pada ketersediaan platform dan governance yang telah dibangun dengan standar benar dan teruji. Menurut dia, tanpa kerangka asesmen dan mitigasi risiko yang memadai, sebuah lembaga dinilai gagal memikirkan skenario terburuk dari setiap investasi yang ditempuh.

“Kita ingin memastikan investasi kita itu prudent. Jangan kita hanya berinvestasi, nanti waktu ditanyakan kalian melalui proses apa, apakah sudah ada mitigasi risiko,” tegas Ali.

Pada tahun pertama, ucap dia, Danantara menetapkan fase pembentukan fondasi sebagai prioritas utama sebelum mengeksekusi tujuan investasi skala besar di sektor privat maupun pasar modal. Seluruh kebijakan, mulai dari framework, SOP, hingga mandat investasi, akan dikaji oleh fungsi kontrol dan tim pendalaman untuk memastikan kualitas proses analisis dan kesesuaian mandat kelembagaan.

“Fokus di tahun pertama ini, kita ingin memastikan framework, kebijakan, SOP, guideline, mandat itu yang appropriate dan sudah dikaji baik oleh kami,” ucap Ali.

Ia menambahkan, tujuan investasi Danantara adalah menempatkan modal pada proyek dan instrumen yang telah melewati lapisan pendalaman, asesmen, dan simulasi risiko, bukan sekadar mengejar return jangka pendek. Hal ini dilakukan agar setiap keputusan pendanaan tetap likuid, produktif, dan defensif dalam menghadapi tekanan pasar atau kondisi darurat.

“Kalau itu tidak ada semua, berarti kita tidak memikirkan skenario terburuk dari investasi tersebut,” ungkap Ali.

Danantara, lanjut Ali, juga menyiapkan mekanisme antisipatif terhadap potensi risiko yang kelak muncul dari setiap tujuan investasi yang dipilih, baik di tahap penempatan maupun pascaeksekusi. Ali menyampaikan risiko-risiko tersebut harus dikalkulasikan dan direspons sejak awal melalui proses pendalaman dan simulasi, demi menjaga stabilitas institusi dan dampak berkelanjutan bagi kepentingan nasional.

“Supaya kita memastikan nanti ke depannya potensi-potensi risiko yang akan muncul itu memang sudah dipikirkan dan diantisipasi,” kata Ali.

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |