Gus Yahya Lawan Pemakzulan, Pecat Gus Ipul dari Jabatan Sekjen PBNU

1 hour ago 1

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya), merotasi Syaifullah Yusuf (Gus Ipul) dari jabatan Sekretaris Jenderal (Sekjen) menjadi Ketua PBNU. Keputusan ini diambil dalam rapat Tanfidziyah yang digelar di Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Jumat (28/11/2025).

Pemecatan yang dilakukan oleh Gus Yahya ini terjadi setelah pemakzulan dirinya oleh Syuriyah PBNU pekan lalu. Syuriah memakzulkan Gus Yahya dengan dalih yang bersangkutan melanggar prinsip NU dengan mengundang tokoh Zionis dan teledor mengelola keuangan PBNU. Gus Yahya menolak keputusan Syuriyah yang menimbulkan gonjang-ganjing di tubuh ormas Islam terbesar di Indonesia itu. 

Gus Yahya mengakui bahwa dalam seminggu terakhir ini PBNU tengah mengalami turbulensi. Namun, menurutnya, tugas-tugas yang dijalankan PBNU tidak boleh berhenti. 

"Tugas-tugas dan pekerjaan-pekerjaan PBNU tidak pernah terhenti karena alasan apapun, termasuk realitas yang boleh dikatakan sebagai turbulensi hari-hari ini," ujarnya saat konferensi usai menggelar rapat Tanfidziyah.

Karena itu, pihaknya melakukan rotasi kepengurusan. Menurutnya, keputusan rotasi jabatan di lingkungan Tanfidziyah diambil setelah PBNU menemukan sejumlah klaster kerja yang tersendat bahkan terbengkalai. Salah satu yang paling mencolok adalah klaster Kesekretariatan Jenderal.

Menurut dia, sejak Gus Ipul menjabat Menteri Sosial setahun terakhir, kesibukan di kementerian membuatnya tidak pernah hadir secara fisik di kantor PBNU.

Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf mengumumkan rotasi Syaifullah Yusuf dari jabatan sekjen PBNU menjadi Ketua PBNUselepas rapat Tanfidziyah yang digelar di Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Jumat (28/11/2025).

Hal ini menyebabkan berbagai pekerjaan administratif terhambat, termasuk sejumlah surat keputusan (SK) yang tertunda pengesahannya.

“Sekjen yang kemudian menjadi Menteri Sosial sudah setahun ini sama sekali tidak sempat menengok kantor PBNU. Walaupun bisa berkoordinasi virtual, tetapi ketidakhadiran fisik menciptakan banyak kendala,” ujar Gus Yahya.

Ia menyebut, beberapa SK bahkan terhenti di meja Sekjen selama setahun. Selain itu, sektor kebendaharaan juga terdampak karena bendahara umum sebelumnya tidak terlibat aktif dalam manajemen lebih dari dua bulan terakhir.

Untuk mengatasi stagnasi ini, PBNU merujuk pada Anggaran Rumah Tangga Nahdlatul Ulama Pasal 94 serta Peraturan Perkumpulan Nomor 10 Tahun 2025 dan Nomor 13 Tahun 2025 yang memberikan ruang bagi rotasi jabatan sebagai bentuk penataan tugas pengurus.

“Rotasi jabatan ini bisa diputuskan dengan asas kompartementasi manajemen tadi hal-hal yang menyangkut Tanfidziyah bisa diputuskan di tingkat rapat Tanfidziyah.

"Maka rapat ini memutuskan untuk melakukan rotasi jabatan diantara jajaran pengurus Tanfidziyah sebagai berikut,” ucap Gus Yahya.

Dalam rapat tersebut diputuskan rotasi beberapa posisi strategis:

1. KH Masyhuri Malik dari Ketua PBNU menjadi Wakil Ketua Umum PBNU

2. Dr Syaifullah Yusuf (Gus Ipul) dari Sekjen menjadi Ketua PBNU

3. Haji Gudfan Arif dari Bendahara Umum menjadi Ketua PBNU

4. Haji Amin Said Husni dari Wakil Ketua Umum menjadi Sekjen PBNU

5. Haji Sumantri dari Bendahara menjadi Bendahara Umum

Gus Yahya menegaskan bahwa rotasi itu dilakukan demi memastikan manajemen PBNU tetap berjalan optimal, terutama saat organisasi harus merespons berbagai bencana yang terjadi di sejumlah daerah seperti Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah.

“Ini penting agar ada yang terus mengorganisasi kontribusi NU dalam penanggulangan musibah-musibah tersebut,” katanya. 

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |