Kiai dan Akademisi Dorong Pesantren Jadi Pelopor Gerakan Ekoteologi Nasional

1 hour ago 1

Pesantren (Ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kiai dan akademisi mendorong pesantren menjadi pelopor gerakan ekoteologi nasional, yakni pendekatan keagamaan yang menempatkan pelestarian lingkungan sebagai bagian integral dari spiritualitas Islam. Dorongan ini mengemuka dalam Halaqah Penguatan Kelembagaan bertema “Pesantren, Ekoteologi dan Kemandirian Ekonomi Umat” yang digelar di UIN Jakarta. 

Forum yang mempertemukan para kiai pengasuh pesantren besar, akademisi, dan pejabat Kementerian Agama (Kemenag) ini menghadirkan gambaran komprehensif tentang masa depan pesantren sebagai pusat pembentukan peradaban yang lebih modern, terstruktur, dan berdaya saing.

Dalam pemaparannya, Pengasuh Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta KH Ahmad Mahrus Iskandar menegaskan, pesantren memiliki potensi besar menjadi garda depan gerakan ekoteologi. Ia menilai kekayaan ekologis Indonesia seharusnya melahirkan kesadaran lingkungan yang kuat di lingkungan pesantren.

Ia mencontohkan praktik ekoteologi di Pondok Pesantren Darunnajah, seperti pemilahan sampah, efisiensi penggunaan air, hingga sistem penyiraman otomatis untuk area penghijauan. “Gerakan ekologis harus dibangun secara terstruktur melalui kurikulum, pembiasaan santri, hingga unit usaha berbasis lingkungan,” ujar dia dalam siaran pers yang diterima Republika, Jumat (28/11/2025).

Selain aspek lingkungan, Darunnajah juga mengembangkan model kemandirian ekonomi melalui wakaf produktif, pertanian, peternakan, dan unit-unit usaha profesional. Hampir setengah kebutuhan operasional pesantren kini dapat dipenuhi tanpa ketergantungan pada bantuan eksternal. 

Dari 1.117 hektare aset yayasan, lebih dari 1.000 hektare merupakan hasil pengembangan wakaf produktif. “Amanah masyarakat datang seiring kesungguhan kita mengelola,” ucap Kiai Mahrus.

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |