Pengungsi Palestina berjalan melewati bangunan yang hancur saat mereka kembali ke rumah mereka di Khan Younis, Jalur Gaza selatan, Jumat, 10 Oktober 2025.
REPUBLIKA.CO.ID, GAZA — Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) pada Jumat menyatakan bahwa pihaknya memiliki persediaan logistik yang cukup untuk dikirim ke Jalur Gaza dalam 6.000 truk begitu pintu perlintasan dibuka. Namun, persediaan itu masih berada di Yordania dan Mesir karena Israel belum membuka akses bagi masuknya bantuan kemanusiaan ke wilayah kantong Palestina itu.
Wakil Sekretaris Jenderal PBB untuk Urusan Kemanusiaan, Tom Fletcher, mengatakan bahwa pihaknya baru bisa menyalurkan sekitar 20 persen dari total bantuan yang dibutuhkan penduduk Gaza dalam beberapa bulan terakhir.
"Badan tersebut [UNRWA] memiliki persediaan yang cukup di Yordania dan Mesir untuk mengisi 6.000 truk yang siap memasuki Gaza, tetapi belum ada kemajuan untuk mewujudkannya," kata Direktur Komunikasi UNRWA, Juliette Touma.
Touma meminta agar PBB, termasuk UNRWA, diizinkan menjalankan misi kemanusiaan mereka. Dia menekankan bahwa akan "sangat sulit, bahkan mustahil, membayangkan adanya respons kemanusiaan yang memadai di Gaza tanpa UNRWA."
Ia juga menegaskan peran penting UNRWA dalam menyediakan pendidikan bagi 660.000 anak putus sekolah selama hampir dua tahun di Gaza. Separuh dari mereka adalah siswa UNRWA sebelum perang Israel meletus di Gaza pada 7 Oktober 2023.
Touma menekankan pentingnya pendidikan, yang tidak hanya membantu anak-anak menghadapi trauma dan kembali "terhubung dengan sisa masa kecil mereka," tetapi juga untuk membekali mereka dengan keterampilan untuk membangun kembali masyarakat.
"Ketika perdamaian kembali ke Jalur Gaza yang porak-poranda, anak-anak ini akan menjadi kunci untuk membangun masa depan Gaza," ujarnya.
Ia juga mencatat bahwa UNRWA tetap menjadi organisasi kemanusiaan terbesar di Gaza dengan sekitar 12.000 staf yang sudah dipercaya oleh penduduk setempat.
sumber : ANTARA