Waste to Energy Dinilai Lebih Efektif Kurangi Emisi Dibandingkan TPA

1 hour ago 1

Menteri Investasi sekaligus CEO Danantara, Rosan Perkasa Roeslani.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Chief Executive Officer (CEO) Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) Rosan Roeslani menyampaikan rapat koordinasi nasional pengolah sampah menjadi energi (waste to energy/WTE) menjadi momentum bersejarah dalam perbaikan tata kelola sampah di Indonesia. Rosan menyebut target pengolah sampah menjadi energi listrik (SPAL) atau WTE telah menjadi program prioritas pemerintah.

“Memang program ini sudah dicanangkan sejak 7–8 tahun lalu, tetapi dalam perjalanannya memang belum berjalan secara optimal. Kalau kita melihat, darurat sampah itu sudah semakin luar biasa, tidak hanya di Jakarta, tapi juga di banyak kota lain,” ujar Rosan saat rapat koordinasi nasional pengolah sampah menjadi energi (waste to energy) di Wisma Danantara, Selasa (30/9/2025).

Rosan menilai WTE merupakan solusi jangka panjang yang bisa berdampak terhadap sektor kesehatan dan energi. Bagi Rosan, WTE menjadi langkah nyata dalam berkontribusi terhadap transisi energi terbarukan.

“Tadi sempat disampaikan, di Indonesia ini setiap tahun kita menghasilkan 35 juta ton sampah, setara 16.500 lapangan bola atau menutupi seluruh Jakarta dengan lapisan kurang lebih setebal 27 meter,” ucap Rosan.

Rosan menyebut sistem pengolahan sampah pada tempat pembuangan akhir (TPA) belum sepenuhnya berjalan optimal. Ia mengatakan masih banyak sampah yang dibuang sembarangan dan sistem TPA yang tidak sesuai dengan standar.

“Sehingga ini menyumbang hal-hal yang negatif dari segi kesehatan, lingkungan, dan sosial,” lanjut Rosan.

Rosan menambahkan, TPA saat ini pun turut menyumbang sekitar 2–3 persen emisi gas rumah kaca nasional dalam bentuk metana, yang jauh lebih berbahaya dibandingkan dengan CO₂. Hal ini dapat menimbulkan pencemaran udara, air, dan tanah yang mengancam kesehatan masyarakat.

“Manfaat WTE dibandingkan dengan TPA, dapat mengurangi emisi gas rumah kaca hingga 50–80 persen sekaligus menghasilkan energi terbarukan,” kata Rosan.

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |