Jejak proyektil rudal Iran terlihat sebelum menghantam Tel Aviv, Israel, Sabtu (14/6/2025) dinihari. Rudal-rudal balistik Iran menghantam Israel sebagai balasan serangan yang dilakukan Israel ke Iran pada Jumat (13/6) pagi. Militer Israel (IDF) lewat unggahan di media sosial mengatakan semua wilayah Israel sedang diserang.
REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Iran terus melancarkan serangan rudal ke Israel pada Sabtu (14/6/2025) malam, merespons serangan mendadak Israel ke Teheran sebelumnya. Israel mengeklaim menghancurkan fasilitas program nuklir Iran yang berkembang pesat, tapi sejumlah warga sipil Iran terenggut nyawanya akibat serangan tersebut, termasuk balita dan anak-anak.
Dampak serangan ini, pembicaraan terbaru antara AS dan Iran mengenai program nuklir yang direncanakan berlangsung Ahad (15/6/2025) ini batal. Iran meluncurkan serangan rudal kedua ke Israel, sementara militer Israel juga tak henti melancarkan serangan.
“Teheran terbakar,” tulis Menteri Pertahanan Israel Israel Katz di media sosial, sementara televisi negara Iran melaporkan ledakan terdengar di bagian timur dan barat kota.
Baik militer Israel maupun televisi negara Iran mengumumkan serangan rudal Iran terbaru saat ledakan terdengar menjelang tengah malam. Kabinet keamanan Israel menggelar pertemuan membagas ini.
Pasukan Garda Revolusi Iran dalam pernyataan mengatakan bahwa rudal Iran menargetkan fasilitas produksi bahan bakar untuk jet tempur Israel. Mereka mengatakan Iran tidak akan berhenti mengirimkan rudal jika serangan Israel terus berlanjut.
Layanan darurat Magen David Adom melaporkan satu wanita tewas dan lebih dari selusin orang terluka saat sebuah rumah dua lantai di utara terkena serangan. Dalam waktu satu jam, militer Israel mengatakan warga dapat meninggalkan tempat perlindungan.
Pemimpin dunia melakukan seruan mendesak untuk meredakan ketegangan dan menghindari perang total. Menteri luar negeri China menegaskan bahwa serangan Israel terhadap situs nuklir Iran merupakan “preseden berbahaya".