Pasar Cermati Data Investasi Asing, IHSG Diprediksi Fluktuatif

3 hours ago 1

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kepala Riset Phintraco Sekuritas Ratna Lim memproyeksikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan bergerak variatif pada perdagangan Senin (13/10/2025), dengan sentimen berasal dari faktor domestik dan global. Sentimen pasar, kata Ratna, akan dipengaruhi oleh data Penanaman Modal Asing (PMA) Indonesia periode kuartal III 2025, serta perkembangan negosiasi dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China.

“Perkembangan terbaru dari perang dagang AS dan China diperkirakan akan menjadi sentimen negatif dalam jangka pendek jika ancaman tarif Trump tersebut hanya bagian dari strateginya. Sehingga, IHSG diperkirakan bergerak pada kisaran 8.100–8.300 sepanjang pekan ini,” ujar Ratna Lim dalam kajiannya di Jakarta, Senin (13/10/2025).

Dari dalam negeri, pelaku pasar mencermati data Foreign Direct Investment (FDI) atau Penanaman Modal Asing (PMA) periode kuartal III 2025 yang akan dirilis pada Rabu (15/10). Pada kuartal II 2025, realisasi investasi tercatat senilai Rp 477,7 triliun, terdiri atas penanaman modal asing (PMA) sebesar Rp 202,2 triliun dan penanaman modal dalam negeri (PMDN) senilai Rp 275,5 triliun.

Adapun penyerapan tenaga kerja dari hasil investasi pada kuartal II 2025 mencapai 665.764 orang. Dari mancanegara, Presiden AS Donald Trump akan mengenakan tarif tambahan 100 persen terhadap impor dari China serta menerapkan kontrol ekspor untuk perangkat lunak penting buatan AS mulai 1 November 2025. Kebijakan ini diambil setelah China memperketat pembatasan ekspor mineral tanah jarang.

Trump juga menyatakan tidak ada alasan untuk bertemu dengan Presiden China Xi Jinping seperti yang sebelumnya direncanakan.

Ketegangan perdagangan antara dua negara tersebut berpotensi memicu gangguan rantai pasok global, terutama bagi industri teknologi, kendaraan listrik, dan pertahanan.

Sementara itu, pelaku pasar juga akan mencermati earning season kuartal III 2025 di bursa Wall Street, dengan saham-saham perbankan mulai merilis laporan keuangan.

Di sisi lain, shutdown (penutupan) pemerintah AS memasuki pekan ketiga, sehingga rilis beberapa data ekonomi AS masih tertunda.

Dari kawasan Eropa, investor menanti data produksi industri kawasan Euro, inflasi, indeks sentimen ZEW Jerman, serta data pasar tenaga kerja dan PDB Inggris.

Pada perdagangan Jumat (10/10), bursa saham Eropa ditutup kompak melemah. Indeks Euro Stoxx 50 turun 1,68 persen, FTSE 100 Inggris melemah 0,86 persen, DAX Jerman melemah 1,50 persen, dan CAC 40 Prancis melemah 1,53 persen.

Bursa saham AS di Wall Street juga ditutup kompak melemah pada perdagangan yang sama. Indeks Dow Jones Industrial Average turun 1,90 persen ke level 46.479,60, S&P 500 melemah 2,71 persen ke level 6.552,51, dan Nasdaq Composite melemah 3,49 persen ke level 24.221,75.

sumber : Antara

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |