Rahasia di Balik Penamaan Quraisy Sebagai Surah Alquran

3 hours ago 1

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Surah Quraisy adalah surah ke-106 dalam Alquran, yang terdiri dari 4 ayat. Surah ini termasuk surah Makkiyah, yaitu surah yang diturunkan di Mekah sebelum hijrahnya Nabi Muhammad SAW ke Madinah.

Surah Quraisy ini merupakan salah satu surah yang paling singkat dalam Alquran, namun memiliki makna yang sangat dalam dan penting, yaitu tentang nikmat Allah SWT kepada suku Quraisy, yang merupakan suku Nabi Muhammad SAW, dan bagaimana mereka harus mensyukuri nikmat tersebut dengan beribadah hanya kepada Allah SWT

Cerita bermula di tengah padang pasir tandus, tempat kaum Quraisy hidup. Di tanah yang kering kerontang itu, mereka mendiami kota Mekah, sebuah lokasi yang secara geografis tidak menjanjikan kemakmuran. Namun, Allah menganugerahkan kehormatan besar kepada mereka sebagai penjaga Ka'bah, rumah suci yang dibangun oleh Nabi Ibrahim. Kehormatan ini, menurut para ulama, menjadi sumber kewibawaan dan kemuliaan mereka di mata suku-suku lain di seluruh Jazirah Arab. Mereka dihormati, disegani, dan diberi kepercayaan penuh untuk memelihara tempat yang paling suci.

Kisah yang paling fenomenal dan berkaitan erat dengan Surah Quraisy adalah peristiwa penyerangan Ka'bah oleh pasukan bergajah di bawah pimpinan Abrahah. Kaum Quraisy, yang saat itu masih menyembah berhala, tak memiliki kekuatan militer yang cukup untuk melawan pasukan yang sedemikian besar dan lengkap.

Namun, Allah Swt. menunjukkan kekuasaan-Nya dengan mengirimkan kawanan burung Ababil yang membawa batu-batu dari neraka, membinasakan pasukan Abrahah. Peristiwa ini, yang diabadikan dalam Surah Al-Fil, menjadi pengingat yang tak terlupakan bagi kaum Quraisy tentang betapa besar perlindungan Allah kepada mereka.

Perlindungan itu tidak berhenti di situ. Berkat status mereka sebagai penjaga Ka'bah dan mukjizat yang dialami, kaum Quraisy mendapatkan jaminan keamanan dalam perjalanan dagang mereka. Mereka bebas bepergian ke utara, tepatnya ke Negeri Syam, pada musim panas. Lalu, ketika musim dingin tiba, mereka menuju selatan, ke Negeri Yaman.

Perjalanan rutin dua musim ini, yang dikenal sebagai rihlatul syita'i washoif, menjadikan mereka salah satu suku yang paling makmur di Jazirah Arab. Tanpa perlindungan khusus, perjalanan tersebut sangatlah berbahaya karena rawan perampokan dan peperangan antar suku.

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |